Irma Tri Handayani
Irma Tri Handayani Guru

Ibunya Lalaki Langit ,Miyuni Kembang,dan Satria Wicaksana serta Seorang Penulis berdaster

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Meredam Godaan Amarah dari Para Makhluk Kecil di Rumah

26 Mei 2019   09:34 Diperbarui: 26 Mei 2019   09:48 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Meredam Godaan Amarah dari Para Makhluk Kecil di Rumah
Ketiga anak saya dokumen pribadi

Anak kedua rewel,anak ketiga nanguis . Dokumen Pribadi
Anak kedua rewel,anak ketiga nanguis . Dokumen Pribadi

Anak ketiga juga kadang sama suka menguji kesabaran. Emaknya lemes pengen tiduran eh dia pengen jalan-jalan. Emaknya dah terkantuk-kantuk karena sehabis sahur tak sempat tidur eh dia malah kabur keluar kamar sambil merangkak riang.

Si kecil kabur. Dokpri
Si kecil kabur. Dokpri

Jikapun dia akhirnya mengantuk maka proses tidurnyapun tak simpel perlu menangis -nagis dulu. Pokoknya serba salah dikasih ASI tak mau kalau ga dikasihin minta. Direbahkan di kasur ngamuk maunya digendong. Yah,terpaksalah digendong meski tenaga sudah hampir nol. 

Namun ketika tak lama dia tertidur dalam gendongan sayapun menjadi ternyuh melihat muka polos lucunya yang tadi rewel karena mengantuk ,kini tenang dan terlihat damai. Kalau saya membiarkan marah mungkin dia takkan masuk dunia mimpi .

Menggendong meskipun lemas. Dokpri
Menggendong meskipun lemas. Dokpri

Kalau bukan bulan ramadan mungkin tak jadi soal. Tapi mungkin dengan perut kosong emosi lebih mudah terpancing. Kondisi lemah letih lesu ternyata rawan menjadi sumbu amarah. Sehingga hal kecil yang dilakukan ketiga anak itu mengundang amarah.

Jadi godaan amarah terbesar saya adalah di rumah.  Bagaimana caranya saya untuk bsia menahan amarah. Merekalah yang akan meluluskan puasa saya hingga mencapai derajat tinggi karena tidak hanya sekedar tidak mengunyah makanan atau meneguk minuman namun juga menjaga perkataan saya agar tak sampai menyakiti atau keluar sumpah serapah untuk mereka.

 Setiap mau marah saya istigfar,kalau sudah tak bisa menahan, saya meninggalkan mereka sebentar untuk mengambil air wudlu agar menyegarkan. 

Makna terbesar puasa adalah merubah diri menjadi  lebih baik. Jika saya mampu bersabar di bulan ini,mak selepas lebaran sayapun diharapkan akan semakin bersabar di lain hari

Akhirnya dari ketiga bocah itu saya belajar memaafkan. Meskipun saya pernah marah besar ,tapi mereka tetap memeluk dan ingin berada di dekat saya. Mereka tak dendam . Tetap saja mencari ibunya meskipun setengah mati cerewet. Mereka tulus mencintai saya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun