Irma Tri Handayani
Irma Tri Handayani Guru

Ibunya Lalaki Langit ,Miyuni Kembang,dan Satria Wicaksana serta Seorang Penulis berdaster

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Meredam Godaan Amarah dari Para Makhluk Kecil di Rumah

26 Mei 2019   09:34 Diperbarui: 26 Mei 2019   09:48 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Meredam Godaan Amarah dari Para Makhluk Kecil di Rumah
Ketiga anak saya dokumen pribadi

Yang paling sulit dari hakikat berpuasa adalah menahan marah. Timbang nahan lapar doang gampang ,atau nahan haus juga mudah. Tapi nahan marah?wah itu yang masih harus saya pelajari.

Godaan marah terbesar di rumah ya anak-anak saya. Para makhluk kecil itu seperti tak habisnya menggoda.

Seperti pagi tadi,Si sulung kalau saat waktunya pergi sekolah susah sekali di suruh mandi. Ada saja alasannya. Berhasil mandi dia santai saat menggunakan pakaian sekolah padahal waktu sekolah sudah semakin mepet. Saya menghela nafas untuk meredakan emosi.

Karena selama ramadan ini dia sedang ujian PAT ( Penilaian akhir Tahun) maka belajarnya perlu ekstra. Begitu siap berangkat eh baru ingat satu bab belum terpelajari. Padahal dari kemarin dia selalu menjawab sudah belajar. 

Nah loh naik lagi tensi. Untung segera sadar . Agar   amarah tertahan akhirnya saya mengoba berbicara dengan menurunkan intonasi . Lalu selagi mengantarnya ke jalan , dengan buku yang saya pegang,kami tanya jawab bab yang belum dia baca. 

Hingga sudah selesai ,barulah dia naik angkot untuk pergi ke sekolah. Alhamdulillah dari cara belajar kami yang dipaksakan,nilai ujiannya malah 100.  Coba kalau saya mengikuti emosi dan memarahinya selain dia kesal,konsentrasi saat ujian mungkin buyar.

Begitu pulang sekolah ujian amarah dari si cikal datang lagi. Mungkin karena pusing selepas ujian dan panasnya udara tadi di jalan,diapun merengek tak jelas. Dia tak nyaman tapi tak tahu harus bagaimana. Jadilah dia mengeluh. Kalau sudah begitu saya minta dia tidur siang. Berharap selepas tidur lepasnya hilang.

Si cikal tertidur. Dokumen pribadi
Si cikal tertidur. Dokumen pribadi

Godaan yang lain datang dari anak kedua. Kalau sedang tak ada teman bermain dia suka merengek manja. Meskipun tahu saya sedang memegang adiknya yang masih bayi,namum dia tetap ingin diperhatikan. Kalau saya bilang sabar dia malah jadi bar-bar. Kalau bicara saya nadanya mulai naik, dia langsung berurai air mata. 

Sebagai anak perempuan dia lebih sensitif tentunya. Maka untuk menangani anak kedua tak bisa setegas pada si cikal. Dia perlu dipeluk dulu,lalu dicium lalu ditanya pelan apa keinginannya. Tetap saja saya suka lupa kalau sedang repot bawaannya ingin dia nurut dengan sekali berteriak,ups..maafkan Ibumu ya nak.

Anak kedua rewel,anak ketiga nanguis . Dokumen Pribadi
Anak kedua rewel,anak ketiga nanguis . Dokumen Pribadi

Anak ketiga juga kadang sama suka menguji kesabaran. Emaknya lemes pengen tiduran eh dia pengen jalan-jalan. Emaknya dah terkantuk-kantuk karena sehabis sahur tak sempat tidur eh dia malah kabur keluar kamar sambil merangkak riang.

Si kecil kabur. Dokpri
Si kecil kabur. Dokpri

Jikapun dia akhirnya mengantuk maka proses tidurnyapun tak simpel perlu menangis -nagis dulu. Pokoknya serba salah dikasih ASI tak mau kalau ga dikasihin minta. Direbahkan di kasur ngamuk maunya digendong. Yah,terpaksalah digendong meski tenaga sudah hampir nol. 

Namun ketika tak lama dia tertidur dalam gendongan sayapun menjadi ternyuh melihat muka polos lucunya yang tadi rewel karena mengantuk ,kini tenang dan terlihat damai. Kalau saya membiarkan marah mungkin dia takkan masuk dunia mimpi .

Menggendong meskipun lemas. Dokpri
Menggendong meskipun lemas. Dokpri

Kalau bukan bulan ramadan mungkin tak jadi soal. Tapi mungkin dengan perut kosong emosi lebih mudah terpancing. Kondisi lemah letih lesu ternyata rawan menjadi sumbu amarah. Sehingga hal kecil yang dilakukan ketiga anak itu mengundang amarah.

Jadi godaan amarah terbesar saya adalah di rumah.  Bagaimana caranya saya untuk bsia menahan amarah. Merekalah yang akan meluluskan puasa saya hingga mencapai derajat tinggi karena tidak hanya sekedar tidak mengunyah makanan atau meneguk minuman namun juga menjaga perkataan saya agar tak sampai menyakiti atau keluar sumpah serapah untuk mereka.

 Setiap mau marah saya istigfar,kalau sudah tak bisa menahan, saya meninggalkan mereka sebentar untuk mengambil air wudlu agar menyegarkan. 

Makna terbesar puasa adalah merubah diri menjadi  lebih baik. Jika saya mampu bersabar di bulan ini,mak selepas lebaran sayapun diharapkan akan semakin bersabar di lain hari

Akhirnya dari ketiga bocah itu saya belajar memaafkan. Meskipun saya pernah marah besar ,tapi mereka tetap memeluk dan ingin berada di dekat saya. Mereka tak dendam . Tetap saja mencari ibunya meskipun setengah mati cerewet. Mereka tulus mencintai saya. 

Terima kasih anak-anak lucu sudah melatih meredam amarah emakmu ini. Doakan emak lulus ya. Supaya setelah idul fitri emakmu lebih mampu bersabar lagi dalam hal apapun bukan cuma menghadapi kalian namun juga menghadapi situasi yang tak diinginkan agar puasa ini tidak hanya dapat lapar dan haus saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun