Irma Tri Handayani
Irma Tri Handayani Guru

Ibunya Lalaki Langit ,Miyuni Kembang,dan Satria Wicaksana serta Seorang Penulis berdaster

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Semoga Skill Membuat Kue Lebaran Ramadan Tahun Ini Tak Lagi Gokil

15 April 2021   05:21 Diperbarui: 15 April 2021   05:30 1370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Semoga Skill Membuat Kue Lebaran Ramadan Tahun Ini Tak Lagi Gokil
Foto : Irma Tri Handayani

Iri deh lihat rekan sesama emak-emak pamer bikin kue lebaran. Sudahlah banyak ragam dan jenis, enak-enak pula sepertinya.

Entah mereka bertapa di dunia mana kok bisa dengan mudahnya menyulap terigu, telur dan lainnya menjadi kue yang sepertinya takkan cukup 1 saja untuk dikunyah lidah.

Bikin kue tuh susyaaaah   pake buangettttt! Kata siapa? Ya kata saya lah barusan!

Kalau masak biasamah gampang, kurang asin tinggal tambah garam, kurang manis tinggal celupkan jari sendiri eh salah, tambah gula pokoknya bumbu ada yang kurang ya tinggal di akali.

Sementara kalau bikin kue? Beuh salah takaran salah adonan. Salah adonan, salah rasa . Salah rasa  maka kue lebaran takkan jelas bentuk dan rupa.

Maksud kue kastangel jadinya "angel". Kepengen bikin kue nastar, jadinya mirip mistar. Jangankan orang lain yang mencicipi, lah saya yang bikin juga terkadang ingin melempar kue hasil buatan karena tak bisa digigit. Rasanya buat melempar kecoak yang ga sopan lewat, pas lah.

Terkadang saya menyerah. Sering kali saya mengurungkan niat untuk membuat kue. Cape iya, tapi puas enggak . Apalagi kalau suami   berkomentar yang enggak-enggak katanya saya diindikasikan sengaja hendak meracuni, karena belim juga dibelikan baju lebaran,haduh hancur hati ini.

Anak-anak yang paling enggak bisa bohong. Biarpun diiming-imingi duit gopean biar mereka mau mengabiskan kue emaknya, namun mereka menolak  uang dan memilih membuk kaleng kongguan meskipun isinya rengginang.

Ramadan ini harus lebih baik.  Saya harus berhasil mempersembahkan kue lebaran untuk memanjakan lidah penghuni rumah dan juga tanu meskipun tetangga sebelah.

Apa yang akan saya lakukan untuk meningkatkan skill dalam membuat kue?

Pertama, membeli buku resep kue di toko buku terdekat , atau menyimpan artikel-artikel tentang resep kue lebaran.  Pilihlah kue yang memang jadi kesukaan saya sebagai pembuat, dan mereka para penghuni rumah. Tak perlu banyak-banyak, cukup 2 ,atau 3 kue saja asalkan berhasil enak.

Sumber: vegapunks.com
Sumber: vegapunks.com
Kedua menonton cara pembuatan kue lebaran di video halaman video berbagi. Hari gini apa yang ga da coba, kalau cuma bikin kue saja pasti videonya bejibun tinggal niat.

Menonton akan lebih mudah membuat mengerti pastinya, secara cara pembuatannya terlihat betul, takarannya terpantau betul, pan perkiraan lama pembuatan disebutkan pembuat video, yakin lah tingkat keberhasilan lebih baik dari melihat resep (mudah-mudahan).

Sumber : diolah dengan canva/gambar diambil dari craftable.com
Sumber : diolah dengan canva/gambar diambil dari craftable.com
Yang ketiga, mencari orang-orang yang sudah ahli dalam membuat kue. Orang-orang yang diakui kuenya enak. Mungkin orang-orang yang selama ini saya kagumi postingan kuenya. Sambil membuktikan betulkah mereka ahli atau sekedar pencitraan.

Sumber: thebutterbook.com
Sumber: thebutterbook.com
Dimana ada usaha ,disitu ada jalan, Ramadan kali ini saya perlu melakukan usaha masif agar skill saya dalam membuat kue tak lagi gokil.

Bayangan anak-anak berebut kue buatan saya dan pujian suami atas kue lebaran saya yang amazing sudah menari-nari dipelupuk mata.

Doakan saya ya...

*****

Dibalik daster warisan nenek selesailah tulisan ringan kali ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun