Ibunya Lalaki Langit ,Miyuni Kembang,dan Satria Wicaksana serta Seorang Penulis berdaster
Keroyokan Siapkan Bingkisan Lebaran Untuk Wali Kelas, Ekonomis, dan Humanis
Bisa memberikan bingkisan lebaran pada orang-orang yang berjasa pada kita tentu akan membuat kita bahagia.
Salah satu orang yang menurut kita layak mendapatkan bingkisan lebaran adalah guru .
Setelah jadi orang tua tentu keinginan saya adalah memberikan bingkisan lebaran untuk guru dari anak-anak terutama Wali kelas.
Seorang wali kelas memiliki beban yang lebih berat karena menjadi orang tua dari anak-anak saya di sekolah.
Meskipun keinginan setiap orang tua pasti sama, namun tak semua orang tua memiliki rejeki berlebih.
Bukan tak ingin tapi terkadang bagi beberapa orang tua dana yang mereka miliki pas-pasan tak terbayang cukup untuk memberikan bingkisan lebaran.
Viralnya konten THR untuk Wali kelas dengan konsep setiap anak mengumpulkan satu barang menjadi sebuah ide brilian bagi orang tua yang ingin memberi namun tak dana terbatas.
Ide salah satu orang tua untuk memberikan bingkisan dengan konsep setiap orang tua bawa 1 barang disambut baik.
Kebetulan di hari terakhir sekolah, kami para orang tua dikumpulkan untuk pembagian hasil ujian tengah semester.
30 menit sebelum rapat dimulai, satu persatu orang tua menyetor barang untuk pengisi bahan makanan.
Ada yang membawa sirup, kue kaleng, terigu, minyak bahkan ada yang hanya membawa beberapa mie instant.
Salah satu dari orang tua sudah siap membawa kardus kosong untuk menampung barang yang akan dikumpulkan.
Jumlah siswa kelas anak saya adalah 44 jika semua mengumpulkan otomatis akan ada 44 barang. Satu kardus tentu takan cukup.
Karena semuanya serba spontan, maka begitu terkumpul satu wadah kardus dan dua kantong kami berikan pada Wali kelas sebagai bingkisan lebaran.
Wali kelas sempat menolak karena takut dianggap dirinya meminta gratifikasi. Setelah kami yakinkan bahwa kami ikhlas dan memang ingin memberikan bingkisan lebaran barulah Wali kelas menerima.
Memang tidak ada penyusunan indah layaknya hampers. Tidak ada juga pita atau bunga untuk menghiasi.
Namun wali kelas tampak terharu melihat apa yang kami berikan.
Pemberian bingkisan lebaran untuk guru atau Wali kelas menurut saya bukanlah hal yang negatif.
Mereka adalah orang tua dari anak-anak kita saat di sekolah, mereka sudah sabar menghadapi anak-anak kita, mereka botak pernah lelah menasehati anak-anak kita, maka pemberian bingkisan lebaran untuk mereka adalah hal yang wajar dan tak berlebihan.
Pemberian bingkisan lebaran keroyokan menjadi sebuah persembahan istimewa yang ekonomis dan humanis.