Saya terlahir dengan nama LELY SURYANI. Saat ini saya sebagai guru di SD N 1 Gumelem Kulon, Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara, Propinsi Jawa Tengah, Kode Pos 53475
Outfit Tarawih, Apakah Ujungnya Tidak Akan Menimbulkan Riya?
Outfit Tarawih. Apakah Ujungnya Tidak Akan Menimbulkan Riya?
Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh..
Hai Saudaraku, muslimin muslimat yang dirahmati oleh Allah.
Bagaimana Tarawihnya? Belum bolong kan? Mungkin bagi saudaraku kaum muslimin, bisa mengalami tidak bolong. Namun bagi saudaraku kaum muslimin yang mudah dalam usia produktif, tentu hal yang biasa terjadi. Oke, ini bukan pembahasan kita kali ini, namun pembahasannya adalah outfit tarawihnya.
Pasemon Jawa mengatakan, " Ajining dhiri saka lathi, Ajining Raga saka busana". Artinya, "Harga diri seseorang dilihat dari ucapan / perkataannya, kepribadian atau kehormatan seseorang dilihat dari cara berbusananya"
Terkait berbusana sesuai filosofi Jawa yang mengajarkan kesederhanaan, mengisyaratkan sesuatu yang melekat dalam tubuh, adalah sesuatu yang patut dilihat. Patut disini merujuk kepada unggah ungguh atau tata krama. Sederhananya, berbusana itu tidak menimbulkan persepsi negatif, atau tidak menimbulkan pandangan miring pada masyarakat lingkungannya.
Hubungannya dengan pandangan Islam, yang juga mengajarkan kesederhanaan, mengisyaratkan berpakaian itu untuk "menutup aurat" Aurat muslim dan muslimat, tentu berbeda pula. Lagi - lagi berpegangan pada asas kepatutan.
Coba dibayangkan, jika pakaian wanita menutup aurat, tapi modelnya tak sedap dipandang mata, jelas akan menjadi bahan perbincangan dan pergunjingan. Jadi berpakaian yang baik itu sesuai syariat Islam, patut menurut budaya dan lingkungan.
Berdasarkan hal - hal tersebut, terkait dengan outfit tarawih, apakah perlu secara mendesak untuk dipikirkan? Padahal tarawih adalah bermuatan ibadah, jika dibumbui dengan hal keduniaan, rusaklah ibadahnya. Apalagi jika setiap tarawih berpakaian dengan gaya glamour, setiap malam berganti model terbaru. Wah, apa kata dunia? Ujung- ujungnya menimbulkan kecemburuan sosial, pergunjingan, dan riya adanya.
Ingatlah, dalam ibadah tarawih, kita akan bertemu dengan banyak orang dari berbagai kalangan. Tidak baik jika kita terlalu mencolok dalam berpakaian. Cukuplah yang sederhana, sesuai tujuan berpakaian. Jangan sampai mendatangkan kemudharatan karena mengada - ada. Padahal bisa dialihkan untuk investasi ibadah lain, daripada sekedar investasi outfit tarawih.
Yuk saudaraku, junjung tinggi kebersamaan diantara kita, tempatkan diri kita, sesuai dengan budaya dan lingkungan kita.
Oke, tetap semangat beribadah, semoga bermanfaat dan terimakasih
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.