Lilian Kiki Triwulan
Lilian Kiki Triwulan Penulis

La vie est une aventure

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Harga Bawang Bikin "Tepuk Jidat"

29 April 2020   19:52 Diperbarui: 29 April 2020   20:04 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Harga Bawang Bikin "Tepuk Jidat"
img-20200429-wa0021-5ea9763cd541df13293cf942.jpg

Harga bawang terutama bawang merah rupanya membuat 'Tepuk Jidat' pasalnya harga bawang merah terus meroket dengan kenaikan harga yang cukup tinggi. Harga bawang di Pasar Segamas, Kabupaten Purbalingga menunjukan adanya peningkatan. Hal ini terlihat dari monitoring harga bahan pangan di Pasar Segamas, Rabu (29/4).

Bawang merah mengalami kenaikan yang cukup drastis dimana terpantau sejak Senin (27/4) hingga Selasa (28/4) harga bawang merah di pasar tersebut mengalami kenaikan. Dari harga Rp 42.500/kg naik mengalami kenaikan sebesar Rp 5.000 sehingga harga bawang merah di pasar tersebut menjadi Rp 47.500/kg. Dan saat ini Rabu (29/4) harga bawang merah masih berada di angka Rp 47.500/kg.

Melihat peningkatan harga bawang merah ini dimungkinkan masih bisa bertambah lagi. Selain bawang merah, komoditas bawang putih kating juga mengalami kenaikan harga. Terpantau mulai Senin (27/4) harga bawang putih kating senilai Rp 31.500/kg dan mengalami kenaikan pada Selasa (28/4) sebesar Rp 1.000 sehingga harga bawang putih kating menjadi Rp 32.500/kg dan pada Rabu (29/4) harga komoditas tersebut masih berada di angka yang sama yang kemungkinan akan mengalami kenaikan.

img-20200429-wa0020-5ea9769fd541df34e8335942.jpg
img-20200429-wa0020-5ea9769fd541df34e8335942.jpg
Kenaikan harga juga terjadi pada komoditas daging ayam ras. Harga daging ayam ras yang semula pada Senin (27/4) Rp 25.000/kg menjadi Rp 27.000/kg pada Selasa (28/4) dan Rabu (29/4). Harga daging ayam ras ini mengalami kenaikan sebesar Rp 2.000 atau 8 persen.

Harga Cabai Mengalami Penurunan

Berbeda dengan komoditas bawang, komoditas cabai merah keriting dan cabai rawit merah justru mengalami penurunan harga. Pada Senin (27/4) harga cabai merah keriting yang semula Rp 17.000/kg menurun menjadi Rp 15.000/kg pada Selasa (28/4) dan mengalami penurunan lagi sebesar Rp 1.000 pada Rabu (29/4). Penurunan harga serupa juga terjadi pada cabai rawit merah.

Di samping itu komoditas cabai rawit hijau pun mengalami penurunan harga dari Rp 20.000/kg pada Senin dan Selasa (27-28/4) menjadi Rp 16.000/kg pada Rabu (29/4). Sedangkan untuk harga Cabai Merah Besar masih stabil yakni senilai Rp 13.000/kg.

Harga Telur Ayam Ras Turun, Telur Ayam Kampung Masih Tetap

Telur ayam ras rupanya juga mengalami penurunan harga. Dari harga Rp 21.000/kg pada Senin (27/4) menurun senilai Rp 500 menjadi Rp 20.500/kg pada Selasa dan Rabu (28-29/4). Sedangkan untuk harga telur ayam kampung masih berada diangka yang sama yakni seharga Rp 46.200/kg.

Harga Komoditas Lain Masih Tetap

Meskipun beberapa komoditas mengalami kenaikan harga dan penurunan harga, beberapa komoditas pangan berikut masih dalam harga yang tinggi.

Beras IR 64 kw premium dijual seharga Rp 10.500/kg. Beras IR 64 kw medium seharga Rp 10.000/kg. Gula pasir masih berada di titik tertinggi setelah beberapa waktu lalu mengalami kenaikan yang cukup signifikan, saat ini gula pasir kristal putih kw medium dijual senilai Rp 17.500. Bahkan di beberapa tempat gula pasir sangat sulit didapatkan dan harga di eceran biaa mencapa Rp 21.000/kgnya.

Kemudian 1 liter minyak goreng botol dijual dengan harga Rp 13.500. Daging sapi murni dijual dengan harga Rp 120.000/kg. Selanjutnya daging ayam kampung seharga Rp 70.000/kg.

Data harga tersebut didapatkan dari laporan perkembangan harga rata-rata barang kebutuhan pokok di Pasar Segamas, Purbalingga. Jika data tersebut ditelisik harga kebutuhan pokok di Pasar Segamas beberapa diantaranya mengalami kenaikan di Bulan Ramadan. Sedangkan beberapa komoditas lain masih dalam kondisi stabil hanya ada beberapa kenaikan dan penurunan pada komoditas tertentu tetapi tidak sampai meroket. 

Harga kebutuhan tersebut masih dalam harga yang wajar dan masih bisa diterima oleh masyarakat pada Bulan Ramadan ini asalkan tidak terus menerus mengalami kenaikan.

Pemkab Memastikan Ketersedian Bahan Pokok dan Harga Barang Stabil

img-20200429-wa0040-5ea9792f097f3631801d1e02.jpg
img-20200429-wa0040-5ea9792f097f3631801d1e02.jpg
Bahkan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga dalam rilis Bagian Humas dan Protokol Setda Purbalingga memastikan ketersediaan stok pangan dan kestabilan harga menjelang bulan Ramadan. Sejumlah toko besar pemasok kebutuhan pokok masyarakat (kepokmas) pun telah didatangi Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi, beberapa waktu lalu.

Bupati Tiwi melakukan pemantauan pada gudang Bulog Karangsentul. Dari informasi yang didapat, di dalam gudang tersebut tersimpan 3000 ton beras.

Pimpinan Cabang Perum Bulog Cabang Banyumas Dani Satrio mengatakan, saat ini di gudang Karangsentul Purbalingga tersimpan beras sebanyak 3000 ton. Dan stok ini cukup untuk memenuhi kebutuhan beras pada bulan puasa. 

Saat ini pula, Bulog juga melakukan penyerapan gabah petani. Untuk menstabilkan harga di pasaran, pihaknya akan melakukan operasi pasar beras medium dengan harga Rp 8100/kg. Termasuk gula pasir dijual Rp. 12.500/kg.

Selama ini, penyerapan gabah yang dilakukan Bulog dengan cara membeli ke petani Purbalingga. Gabah tersebut dijemur untuk kemudian digiling di komplek gudang Bulog Karangsentul. Secara rutin setiap musim panen, Bulog melakukan penyerapan gabah dari petani setempat.

Bupati Tiwi menyampaikan pemerintah harus memastikan semua ketersediaan bahan pokok tercukupi, Kepokmas harus ada dipasaran, termasuk memastikan kestabilan harga.

Pengecekkan juga telah dilakukan ke penyalur gas elpiji PT Asri Bumi Agung. Di sanna didapati ketersediaan gas elpiji aman, bahkan permintaan cenderung menurun. Pasalnya sejumlah pelaku usaha mikro turut terdampak covid-19. Harga juga masih stabil.

Semoga harga kepokmas di masyarakat dapat segera stabil kembali. Sehingga tidak ada yang dirugikan baik petani, pedagang maupun pembeli. Terlebih di tengah Pandemi Covid-19 tentu ekonomi masyarakat juga akan terdampak. 

Kenaikan harga kebutuhan pokok justru akan merugikan bagi mereka yang secara finansial kurang. Oleh karena itu dibutuhkan peran pemerintah untuk membantu menekan kenaikan harga kepokmas dan memastikan ketersediaannya di pasaran. (Lil's)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun