Retno Septyorini
Retno Septyorini Administrasi

Content Creator // Spesialis Media IKKON BEKRAF 2017 // Bisa dijumpai di @retnoseptyorini dan www.retnoseptyorini.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Sesendok Kojima Saat Sahur dan Berbuka Bantu Daya Tahan Tubuh Selama Berpuasa

20 April 2021   23:42 Diperbarui: 21 April 2021   00:17 1447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tetap bugar selama berpuasa menjadi tagline keluarga kami tahun ini. Bukan berarti puasa di tahun-tahun sebelumnya sakit-sakitan juga sih. Hanya saja kami sedang berupaya agar tetap prima saat berpuasa. Minimal tidak lemas di siang hari sekaligus tidak mengantuk usai santap sahur maupun berbuka. Saya membuktikan sendiri saat asupan nutrisi terjaga, puasa bukan menjadi halangan untuk beraktivitas.

Asupan Nutrisi Seimbang Kunci Tetap Bugar Selama Berpuasa

Sejak hari pertama puasa saya dan keluarga mencoba menyantap asupan nutrisi seimbang dengan menerapkan konsep mindfull eating. Ternyata menikmati porsi makan secukupnya dengan kandungan gizi seimbang sangat berpengaruh dalam mengontrol kebugaran sekaligus kecukupan asupan nutrisi harian. Tidak terkecuali saat sedang berpuasa di kala pandemi seperti saat ini.

Apalagi dua hari menjelang bulan Ramadan tahun ini bapak sempat masuk rumah sakit karena alergi yang menyebabkan tekanan darahnya kembali naik. Ditambah lagi kedua orang tua saya memang memiliki penyakit penyerta sehingga pemilihan menu sahur dan berbuka yang seimbang harus dilakukan dengan seksama. Pada akhirnya pilihan makan kami jatuh pada menu simpel yang minim proses agar kandungan gizinya tetap terjaga.

Untuk porsi karbohidrat, protein dan lemak kami konsumsi secukupnya saja. Guna memenuhi kebutuhan serat sehari-hari kami selalu menyiapkan porsi sayur dan buah. Tujuannya sederhana saja. Agar dapat meminimalisir terjadi lonjakan gula darah usai sahur maupun berbuka. Karena kadar gula darah yang melonjak tinggi umumnya bikin cepat lapar lagi. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab kondisi lemas saat berpuasa.   

Membatasi konsumsi kalori harian sesuai dengan standar kesehatan beneran bikin badan jadi enteng dan tidak ngantukan lho! Utamanya konsumsi karbohidrat yang dikenal sebagai sumber kalori terbesar dalam porsi makan masyakarat kita. Karbohidrat memang dibutuhkan, tapi kalau dikonsumsi secara berlebihan dapat membawa dampak buruk bagi kesehatan.

Apalagi makanan pokok sebagian masyarakat kita masih nasi putih yang indeks glikemiknya terbilang tinggi. Karena itulah kami mulai memperbaiki pola konsumsi karbohidrat dengan makan sesuai kebutuhan, bukan keinginan. Di sisi lain kami juga mulai mengurangi konsumsi pemanis buatan. Kalau sedang ingin makan manis, sebisa mungkin kami menggantinya dengan mengonsumsi buah sesuai musim. Supaya asupan nutrisi dan kondisi dompet sama-sama terjaga.

Dengan mengonsumsi kurma misalnya. Sebagai buah khas Ramadan, keberadaan kurma terbilang melimpah saat bulan puasa. Sejak dahulu kurma dikenal sebagai kudapan kaya manfaat. Kandungan Vitamin B1, B2, B3 dan B6 pada kurma turut melengkapi kebutuhan vitamin B yang sekaligus dapat dimanfaatkan sebagai tambahan energi.

Selain itu kurma juga tinggi akan senyawa fenolik dan karotenoid yang memiliki efek antioksidan dan antimikroba sehingga dapat membantu kinerja sistem kekebalan tubuh kita. Dengan segambreng manfaat tersebut, kurma menjadi salah satu kudapan yang selalu tersedia di meja makan. Soal jenisnya, lagi-lagi balik ke ranah anggaran belanja bulanan. Toh tinggal disesuaikan saja.

Beberapa tahun terakhir saya juga mulai mengurangi konsumsi pemanis buatan. Pelan-pelan saya mengganti asupan gula tambahan dengan madu alami. Selain soal rasa yang lebih enak, madu menawarkan beragam manfaat seperti menurunkan tekanan darah, menurunkan trigliserida hingga membantu meningkatkan  sistem kekebalan tubuh kita. Sayangnya tiga bulan terakhir stok madu favorit saya masih kosong. Jadilah saya hunting madu ke apotek langganan yang lokasinya tak jauh dari rumah.

KOJIMA / dokpri
KOJIMA / dokpri
Tidak disangka-sangka, saya malah nemu produk menarik bernama KOJIMA. Madu dengan 3 kebaikan yaitu korma, jinten (habbatussauda), dan madu. Auto ngerasa nemuin madu plus-plus deh jadinya. Manfaat madu alami tentu tidak perlu diragukan lagi, bukan? Lah ini malah nemu madu yang dikombinasiin sama korma, plus ada kandungan jinten hitamnya pula.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun