ex. Jurnalis Jawa Pos Radar Tulungagung. Penulis artikel olahraga dan hiburan. Hanya ingin menyajikan konten yang membuat pembaca klimaks menikmati alur tulisan saya.
Ambengan Riayan, Tradisi Lebaran di Blitar yang Masih Eksis
Salah seorang pemilik Musala Al Fithrah, Nur Chamdi mengatakan, Ambengan Riayan memang dilakukan secara rutin setiap hari pertama Idul Fitri.
"Tujuan supaya antartetangga saling dekat dan menandai awal kehidupan yang lebih baik," kata pria yang akrab disapa Nur, Senin (2/5) lalu.
Untuk diketahui, ada menu khas syukuran yang dibawa di musala atau masjid. Seperti nasi, lauk pauk, sayuran, hingga mie. Masyarakat terkadang membawanya dalam bentuk nasi kotak, takir, ataupun satu wadah baskom penuh.
Nantinya, kata Nur, makanan-makanan itu bakal dibagikan rata kepada warga sekitar. Sehingga, bisa turut merasakan arti kebahagiaan.
"Ini nanti ada yang dibagikan lagi, tergantung situasi. Tapi, mereka harus makan dulu di sini (musala, Red.)
Sejatinya, lanjut Nur, dirinya tidak mengetahui secara pasti sehak kapan tradisi itu ada. Namun dia meyakini, para leluhur sudah sedari lama melaksanakan tradisi itu.
Kendati demikian, Nur menyebut, tradisi ambengan riayan itu akan terus dilakukan secara maksimal apabila warga dalam keadaan kompak. Sehingga, potensi perpecahan dalam hidup berdampingan dapat dihindari.
Dalam pelaksanaannya, warga yang sudah datang lalu duduk melingkar dan menikmati sajian menu tradisional. Setelah itu, masyarakat bisa merayakan indahnya Idul Fitri dengan ketulusan hati.
"Sudah jalan enam tahun musala ini dibangun. Tapi, setiap tahunnya Ambengan Riayan terus kami lestarikan seperti yang dulu-dulu," pungkasnya.