RAMADAN
Ramadhan dengan Suasana Berbeda
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Pak Teja hanya menganggapi dengan seyum kecil dan masih terus melanjutkan bacaan.
"Yaudah ayo pulang ajalah!" seru salah satu dari mereka dan disetujui oleh teman sebaya, mereka kadung sebal dengan Pak Teja yang lama sekali membaca dengan pengeras suara.
"Shadaqallahhul adzim."
Pak Teja segera mengakhiri bacaannya demi mendengar mereka akan mogok dan pulang dengan tertawa menyerahkan pengeras suara pada serombongan gadis belasan itu.
"Main-main saja lah itu, jangan ngambek." Pak Teja masih tertawa, beranjak meninggalkan mushola, menunggu di luar.
Ternyata Pak Teja masih sama saja, suka usil sejak usiaku belasan tahun lalu.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!