Luna Septalisa
Luna Septalisa Administrasi

Nomine Best in Opinion 2021 dan 2022 | Penulis amatir yang tertarik pada isu sosial-budaya, lingkungan dan gender | Kontak : lunasepta@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Rasulullah Saw Mendakwahkan Islam Ramah, Bukan Islam "Marah"

13 April 2022   15:00 Diperbarui: 13 April 2022   15:05 1006
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rasulullah Saw Mendakwahkan Islam Ramah, Bukan Islam "Marah"
ilustrasi Nabi Muhammad Saw-gambar oleh Andhika A, diunduh dari news.detik.com

3. Mengedepankan baik sangka

Diriwayatkan oleh para ulama bahwa Nabi menetapkan hukum bagi mereka yang meninggalkan salat karena tidur atau lupa dengan meng-qadha salat. Meski para ulama menyakini dan mengamalkan hadis ini secara tekstual, ulama mazhab 4 sunni muktamad sepakat bahwa qadha diwajibkan bagi mereka yang meninggalkan salat dengan alasan apapun, baik yang tidak disengaja (tertidur atau lupa) maupun yang disengaja.

Sebagai ibadah wajib, idealnya seorang muslim tidak mungkin meninggalkan salat. Kalau pun meninggalkan, itu karena ketidaksengajaan. Begitulah Nabi mengajarkan Islam dengan berprasangka baik.

4. Tidak membalas laknat dengan laknat

Dikisahkan dalam riwayat Al-Bukhari bab al-Isti'dzan, seorang Yahudi datang ke rumah Nabi dan berucap, "kecelakaan bagimu, Muhammad". Mendengar suaminya dicela, Sayyidah Aisyah marah dan membalas, "bagimu juga kecelakaan dan laknat Tuhan".

Namun, Nabi malah bersikap tenang dan mengingatkan Aisyah untuk tidak marah serta melaknat orang Yahudi tersebut karena Allah mencintai kelemahlembutan dalam segala perkara.

5. Tidak menebar murka

Ketika Nabi mendakwahkan Islam kepada para raja, seperti Muqauqis (penguasa Mesir), Hiraqi (Raja Rum), Kisra (petinggi Persia), al-Mundzir (penguasa Bahrain), An-Najasyi (Raja Habasyah/Ethiopia), Nabi tidak menebarkan murka, melaknat dan menghakimi mereka sebagai raja yang zalim. 

Surat-surat Nabi kepada mereka juga selalu dibuka dengan salam penghormatan atas kedudukan mereka sebagai penguasa. Kata-kata yang digunakan pun santun, sama sekali tidak menunjukkan permusuhan.

Tentu saja masih banyak lagi contoh akhlak Nabi dalam berdakwah yang kalau dituliskan dalam artikel ini, saya yakin tidak akan cukup. Intinya adalah Nabi menyampaikan ajaran Islam melalui nasihat, keteladanan yang baik bahkan dengan bertukar pikiran atau diskusi.

Terhadap mereka yang berbeda agama, Rasulullah mengajarkan kita untuk bertoleransi. Piagam Madinah menjadi salah satu bukti bahwa Rasulullah pun menghormati hak-hak hidup orang non-muslim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun