Nomine Best in Opinion 2021 dan 2022 | Penulis amatir yang tertarik pada isu sosial-budaya, lingkungan dan gender | Kontak : lunasepta@yahoo.com
Puasa Bukan Hanya Milik Agama Islam
"Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."
-Surat Al-Baqarah (2): 183-
Inilah dalil tentang perintah puasa yang tedapat dalam Al-Quran.
Puasa di bulan Ramadhan adalah salah satu bagian dari rukun Islam dan wajib dijalankan oleh umat Islam. Namun, ibadah puasa sebenarnya juga dikenal dalam agama lain.
Umat Budha memiliki ritual puasa yang disebut dengan Uposatha. Ketika berpuasa, umat Budha masih diperbolehkan untuk minum tapi tidak boleh makan. Mereka juga melaksanakan delapan aturan selama Uposatha yang disebut dengan uposatha-sila yang meliputi tidak membunuh, tidak mencuri, tidak melakukan hubungan seksual, tidak berbohong, tidak makan pada siang hari hingga dini hari dan tidak menonton hiburan atau memakai kosmetik, parfum dan perhiasan.
Dalam agama Hindu, puasa disebut dengan Upawasa. Upawasa ini ada yang bersifat wajib dan tidak wajib.
Contoh Upawasa wajib adalah Upawasa Siwa Ratri, di mana umat Hindu tidak boleh makan dan minum dari matahari terbit hingga terbenam. Kemudian ada puasa di Hari Raya Nyepi yang dilakukan sejak fajar hingga fajar keesokan harinya.
Puasa dalam agama Yahudi dibagi menjadi dua, yaitu puasa pada hari besar, seperti Yom Kippur dan Tisha B'Av, serta puasa di hari kecil, seperti puasa Esther dan Gedhalia.
Umat Yahudi yang sedang berpuasa tidak diperkenankan untuk makan, minum, berhubungan seksual, mengenakan sepatu kulit dan khusus pada Hari Raya Yom Kippur, mereka tidak diperkenankan untuk menggosok gigi.
Penganut kepercayaan Konghuchu menjalankan ritual puasa untuk mensucikan dan melatih diri, baik untuk menjaga perilaku maupun perkataan, agar diri dipenuhi dengan cinta kasih.