tinggal di kota hujan sejak lahir hingga kini menginjak usia kepala lima
Refleksi atas Cerita yang Dituturkan KH Zainuddin MZ
Cerita sederhana yang dituturkan mendiang KH Zainuddin MZ itu tentu secara tersirat penuh makna untuk kita renungkan. Terutama diakhir-akhir bulan Ramadan yang penuh berkah ini.
Setidaknya ada tiga pelajaran (ibrah) yang dapat kita ambil dari cerita tersebut. Pertama, mengukur kemampuan diri. Ketertarikan serigala pada buah anggur ibarat keinginan kita pada sesuatu hal. iPhone umpamanya. Tidak ada yang salah dengan keinginan memiliki barang eksklusif tersebut. Namun tetaplah harus mengukur kemampuan dari penghasilan yang kita dapat. Sebab salah-salah kita bisa terjerumus untuk melakukan segala cara (korupsi, penggelapan) demi memenuhi nafsu hedonistik kita.
Kedua, jangan terlalu mudah menyalahkan pihak lain. Apalagi pihak yang kita tuduh itu tidak melakukan hal yang merugikan kita. Tuduhan serigala pada buah anggur yang disebutnya jelek, pahit, masam adalah kebiasaan kita manakala tidak berhasil mendapatkan apa yang kita inginkan atau 'kalah' dalam persaingan. Tidak suka melihat keberhasilan orang lain. Bahkan yang lebih parah kita kerap melakukan playing victim, seolah-olah kita adalah korban. Biasanya isu SARA yang kerap digoreng menunjukkan perilaku itu masih terjadi.
Ketiga, berikhtiar jangan putus asa. Sebenarnya apa yang dilakukan oleh serigala adalah sebuah ikhtiar ketika dia melompat, menubruk, dan menggunakan ranting untuk mendapatkan buah anggur itu. Sayangnya ketika cara-cara itu tak membuahkan hasil, kekecewaan dan rasa frustrasi menjadi dominan. Padahal bisa jadi rezeki kita bukan di sana, tetapi ada di tempat lain.
I'tibar (mengambil pelajaran) pada kisah sederhana itu relevan pula dengan perintah puasa. Ada tantangan untuk menahan hawa nafsu selain menahan lapar dan dahaga dalam berpuasa. Namun godaan hawa nafsu itu bak anggur yang ranum menggoda. Karena tanpa sadar kita seringkali terpeleset untuk pamer kemewahan berbuka dengan meng-upload di status medsos kita. Sementara Kanjeng Rasul pernah mengingatkan, kalau wangi masakan kita sampai tercium oleh tetangga, tambahkanlah air agar kita bisa berbagi dengan mereka yang mencium wanginya masakan kita.
Bogor, 12 April 2023