Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...
Kisah Heraklius dan Abu Sufyan
Di abad ke-5 masehi Romawi Barat runtuh. Lalu muncullah Romawi Timur atau lebih dikenal dengan Byzantium sebagai ibukotanya. Wilayahnya meliputi Mesir dan Biladi Syam (Palestina, Syiria, Yordania, Libanon).
Kota Byzantium ketika berada dibawah kekuasaan Romawi Timur diubah namanya menjadi Konstantinopel. Ketika Konstantinopel jatuh ke tangan Khalifah Usmaniyah namanya diubah menjadi Istanbul.
Kaisar Heraklius adalah penguasa Romawi Timur di masa Rasulullah SAW.
Kisah dalam hadits ini terjadi setelah perjanjian damai Hudaibiyah. Setelah perjanjian ini, Rasulullah SAW fokus untuk berdakwah di sekitar Hijaz dengan korespondensi atau mengirim surat.
Salah satu penguasa yang dikirimi surat adalah Kaisar Heraklius. Saat itu Kaisar sedang berada di kota Iliya' atau sekarang dikenal dengan Yerusalem.
Kaisar Heraklius penguasa Romawi ini diabadikan dalam Al-Quran sebagai Kaisar yang mengalahkan Persia. Di zaman ini ada dua negara besar Romawi dan Persia (QS Ar-Rum: 2).
Setelah Heraklius menerima surat dari Rasulullah SAW, kemudian Heraklius mencari-cari berita tentang orang yang mengaku Nabi di Hijaz.
Ada sebuah kafilah dagang yang berada di Syam. Lalu terjadilah dialog dengan salah seorang dari kafilah itu, yaitu Abu Sufyan.
Saat itu Abu Sufyan belum masuk Islam, dan ia adalah salah satu musuh besar Nabi SAW. Abu Sufyan memiliki istri yang cerdas tetapi juga kejam. Namanya Hindun binti Utbah.
Hindun inilah yang menyuruh salah seorang budak bernama Wahsyi untuk membunuh Sayyidina Hamzah di perang Uhud.
Di antara anggota Kafilah dagang, Abu Sufyan ini nasabnya yang paling dekat dengan Rasulullah SAW.