Mamdukh Budiman
Mamdukh Budiman Dosen

Penulis Peneliti Sosial Budaya, Islam, Bahasa Arab dan Kajian Timur Tengah

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Arabesque Ramadan: Menjelajahi Dimensi Sosiologi dan Semiotika dalam Tradisi Budaya Indonesia

20 Maret 2024   09:00 Diperbarui: 20 Maret 2024   09:18 597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tantangan dalam Interpretasi Budaya
Tetapi, penting untuk diingat bahwa interpretasi terhadap Arabesque Ramadlan tidaklah statis. Melalui pendekatan semiotika, kita dapat memahami bahwa makna dan simbol-simbol dalam praktik ini dapat bervariasi tergantung pada konteks sosial, budaya, dan politik. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk tidak hanya menerima praktik ini sebagai sesuatu yang statis dan tak berubah, tetapi juga untuk terus mengkritisi dan menganalisis bagaimana Arabesque Ramadlan merefleksikan dinamika sosial dan budaya yang ada di Indonesia.

Dengan demikian, Arabesque Ramadlan tidak hanya merupakan fenomena budaya yang menarik, tetapi juga merupakan subjek yang kompleks untuk dianalisis melalui berbagai pendekatan, termasuk sosiologi dan semiotika. Dengan memahami bagaimana praktik ini menciptakan, mereproduksi, dan mengubah makna dalam konteks budaya Indonesia, kita dapat mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang dinamika sosial dan budaya masyarakat kita.

Referensi 


Abdullah, M. A. (2002). Ramadan in Indonesia: The Ramadan Tradition of the Javanese Muslims. Al-Jāmi‘ah: Journal of Islamic Studies, 40(1), 109-134.

Buschgens, M. A. (2011). The Arabesque as a cultural interface for contemporary packaging design in the Arabian Gulf. Journal Thesis. The University of New South Wales College of Fine Arts, School of Design Studies.

Dhofier, Z. (1982). Tradisi Pesantren: Studi tentang Pandangan Hidup Kyai. Jakarta: LP3ES.

Fauzia, A. (2018). Arabesque Ramadan in Indonesia: A Cultural Hybridity of Indonesian Muslim Youths. Jurnal Studi Pemuda, 7(2), 142-156.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun