Manaf Rumodar
Manaf Rumodar Mahasiswa

Aktivis di organisasi nasional HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Falsafah Pendidikan dan Otoritas Kampus

15 Maret 2024   01:18 Diperbarui: 15 Maret 2024   11:04 495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan yang demokratis, Dewantara mempromosikan pendidikan yang memberikan kesempatan yang sama bagi semua individu, tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, atau agama mereka.

Konsep pendidikan K.H. Dewantara ini lahir dari pada kondisi sosial dan budaya keindonesian kita waktu itu, kebutuhan pendidikan menyesuaikan kebutuhan manusia bukan memaksa manusia untuk belajar sesuatu yang tidak punya hubungan dengan kondisi sosialnya. 

Dewasa ini saya melihat adanya kekacauan dalam konsep pendidikan dalam sistem pendidikan kurikulum yang dimana membatasi manusia belajar sesuatu yang mestinya tidak perlu di pelajari dan tidak mendidik generasi menjadi pemikir dan budayawan yang kritis, universitas hanya sebagai gedung tua yang menampung manusia-manusia Hedon dan malas berpikir, namun kurikulum tetap menuntut untuk harus membayar dengan tidak memberikan kesempatan bagi orang tidak mampu untuk berpendidikan.

Penulis mencoba mengajak pembaca untuk menelisik sedikit konsep pendidikan menurut Paulo Freire.

Paulo Freire adalah seorang filsuf dan pendidik asal Brasil yang terkenal karena konsep pendidikannya yang revolusioner. Salah satu konsep utamanya adalah "Pendidikan sebagai Praktek Kemerdekaan". Freire menekankan pentingnya pendidikan yang memerdekakan individu dari ketidakadilan sosial, politik, dan ekonomi. 

Dia menolak model pendidikan otoriter yang memperlakukan siswa sebagai objek pasif, dan mengusulkan pendekatan dialogis di mana guru dan siswa belajar dari satu sama lain melalui dialog yang kritis. Metode utamanya adalah "Pendidikan Berbasis Masalah" di mana siswa mempelajari konsep melalui penyelidikan tentang masalah-masalah dunia nyata yang relevan bagi mereka. 

Pendekatan Freire bertujuan untuk meningkatkan kesadaran kritis siswa tentang realitas sosial mereka dan memberdayakan mereka untuk bertindak sebagai agen perubahan dalam masyarakat mereka. 

Freire mempunya satu konsep pendidikan yang dikenal dengan Pendidikan Kritis, Pendekatannya menekankan pentingnya kesadaran kritis dan pembebasan dari penindasan melalui pendidikan yang berpusat pada dialog, partisipasi aktif siswa, dan pemahaman kontekstual sosial-politik. 

Freire menekankan bahwa pendidikan seharusnya tidak hanya menjadi alat reproduksi status quo, tetapi juga harus membantu siswa untuk menjadi pembuat sejarah yang aktif dalam mengubah realitas sosial mereka. Ini yang harus menjadi tujuan pendidikan bukan pendidikan yang mengajarkan pragmatisisme Tak bermoral yang sedang di praktekan dalam kurikulum pendidikan kita sekarang.

Adapun realitas pendidikan keindonesiaan kita yang jauh dari kata pradaban ini sebenarnya telah di amanahkan dalam Pembukaan UUD 1945 prihal pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa adalah Tejuan dari pada pendidikan, namun pada faktanya praktek kapitalisme yang mencekik Universitas di sebagian besar tanah air ini mementingkan ekonomi mahasiswa di bandingkan dengan pemenuhan belajar yang progresif. 

Mahasiswa hanya di ajak berpikir sesuatu yang semestinya tidak perlu di ajarkan di kampus cukup dengan membaca saja sudah dapat di ketahui namun selalu di sibukan dengn aktifitas pendidikan Profit sehinga lupa akan pendidikan yang Progresif

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun