Mang Pram
Mang Pram Freelancer

Penikmat kopi di ruang sepi penuh buku || Humas || Penulis Skenario Film || Badan Otonom Media Center DPD KNPI Kota Cilegon

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Al Quran adalah Obat, Semoga Ramadan Ini Covid-19 Menghilang

27 April 2020   12:13 Diperbarui: 27 April 2020   12:10 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Al Quran adalah Obat, Semoga Ramadan Ini Covid-19 Menghilang
Ilustrasi pexels.com/POK RIE

 "Hai manusia, telah datang kepadamu kitab yang berisi pelajaran dari Tuhanmu dan sebagai obat penyembuh jiwa, sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman." (QS. Yunus/10: 57)

Ayat di atas menjadi sebuah petunjuk bahwa Al-quran adalah obat bagi setiap jiwa yang membaca dan mendengarnya.

Besar harapan dalam ramadan yang terasa berbeda ini, pandemi covid-19 telah menjadikan suasana ramadan tidak seramai seperti biasanya. 

Sebagai upaya pencegahan penyebaran virus corona, maka dihimbau untuk melaksanakan kegiatan ibadah, bekerja, sekolah, dan aktifitas perkumpulan lainnya. Penyebaran virus yang berasal dari Wuhan, Cina itu telah menjadi wabah global.

Momen puasa kali, suasana yang beda, tapi tidak mengurangi rasa syukur dipertemukan dengan bulan kemuliaan ini. 

Di antara kemuliaan itu adalah ramadan menjadi bulan turunnya Al-quran. Maha suci Allah, Al-quran adalah petunjuk bagi umatnya.

Ayat lain yang menerangkan bahwa Al-quran sebagai penawar obat iyalah QS. Al Isra/17: 82 yang berbunyi, "Dan kami menurunkan Al Qur'an sebagai penawar dan Rahmat untuk orang-orang yang mu'min"

Kita meyakinin kebenaran Al-quran bahwasannya penyakit dapat disembuhkan dengan membaca atau dibacakan ayat-ayat Alqur'an.

Fabien, seorang ilmuwan sekaligus musisi, menemukan bahwa bentuk dan nilai medan elektormagnetik dari sel berubah sesuai frekuensi suara dan tipe suara.

Sekarang, bagaimana mekanisme penyembuhannya dengan Al-quran?

Lantunan ayat suci Al-Quran menciptakan sekelompok frekuensi yang mencapai telinga kemudian bergerak ke sel-sel otak dan mempengaruhinya melalui medan-medan elektromagnetik frekuensi ini yang dihasilkan dalam sel-sel ini. 

Sel-sel itu akan merespon medan-medan tersebut dan memodifikasi getaran-getarannya, perubahan pada getaran ini adalah apa yang kita rasakan dan pahami setelah mengalami dan mengulang.

Virus dan kuman juga bergetar dan sangat terpengaruh oleh getaran suara terutama suara lantunan ayat-ayat Al-Quran, suara ini menghentikan virus dan kuman dan pada saat yang sama meningkatkan aktifitas sel-sel sehat dan membangkitkan program yang terganggu yang berada di dalam untuk menjadi siap melawan virus dan kuman.

Ilmuan lainnya, Dr. Al Qadhi, melalui penelitiannya yang panjang dan serius di Klinik Besar Florida Amerika Serikat, berhasil membuktikan hanya dengan mendengarkan bacaan ayat-ayat Alquran, seorang Muslim, baik mereka yang berbahasa Arab maupun bukan, dapat merasakan perubahan fisiologis yang sangat besar.

Penurunan depresi, kesedihan, memperoleh ketenangan jiwa, menangkal berbagai macam penyakit merupakan pengaruh umum yang dirasakan orang-orang yang menjadi objek penelitiannya. 

Penemuan sang dokter ahli jiwa ini tidak serampangan. Penelitiannya ditunjang dengan bantuan peralatan elektronik terbaru untuk mendeteksi tekanan darah, detak jantung, ketahanan otot, dan ketahanan kulit terhadap aliran listrik. 

Dari hasil uji cobanya ia berkesimpulan, bacaan Alquran berpengaruh besar hingga 97% dalam melahirkan ketenangan jiwa dan penyembuhan penyakit.

Ketengan inilah yang harus dimiliki oleh setiap orang dalam menghadapi virus yang menyerang pernafasan. Meski pun virus corona belum ada obatnya, namun salah satu pertahanan penting dalam tubuh adalah anti body. 

Ketenangan akan membuat anti body tetap stabil. Ibnu Sina menekankan perlunya orang memiliki ketenangan baik dalam keadaan sakit maupun sehat. 

Sesungguhnya ketenangan adalah separuh dari obat dan kepanikan adalah separuh penyakit.

Di tengah ancaman pandemi yang mengharuskan kita di rumah aja harusnya dimanfaatkan untuk lebih banyak mengaji, berzikir, dan solawat.

Allah sudah menerangkan bahwa Al-quran adalah obat. Di saat para ilmuan mencari vaksin, tidak ada salahnya jika kita selama ramadan ini lebih banyak membaca Al-quran.

Al-Quran mengingatkan pentingnya berdzikir kepada Allah sebab senantiasa mengingat Allah akan menghasilkan ketenangan batin yang kokoh.

Harapan di ramadan ini tentu saja masa sulit dampak dari virus corona cepat berakhir. Momen ramadan, jangan banyak keluar rumah jika tidak penting. Di rumah aja bisa mengamalkan ayat-ayat suci al-quran sebagai melindungi diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun