Penikmat kopi di ruang sepi penuh buku || Humas || Penulis Skenario Film || Badan Otonom Media Center DPD KNPI Kota Cilegon
Tradisi dan Budaya Idul Fitri yang Tidak Bisa Dihilangkan
Masih bisa tatap muka, meski tanpa berjabat tangan. Masih bisa saling mengucapkan selamat dan maaf-maafan meski tertutup masker. Kehangatan lebaran tidak pernah hilang.
Hari raya Idul Fitri menjadi momentum kemenangan setelah melaksanakan ibadah puasa satu bulan penuh.
Jika kita mengkaji pengertian Idul Fitri sendiri bisa juga disebuat sebagai perayaan dan tradisi keagamaan yang rutin dilakaanakam setiap tahunnya.
Diambil dari istilah Idul Fitri dapat pengertian dua kata, yaitu 'id dan al-fitr,
Kata 'id dalam bahasa 'Arab diambil dari akar kata 'aada asal kata dari 'awada, yang memiliki banyak arti, yaitu sesuatu yang terjadi berulang-ulang. Kata 'id juga berarti kebiasaan dari kata 'dah, selain itu juga memiliki arti kembali.
Kata al-fitr sendiri berasal dari akar kata "fitrah," yaitu Fihtratun artinya perangai, tabi'at, kejadian asli, agama, ciptaan.
Fitrah juga bisa diambil dari akar kata al-fatr yang berarti belahan. Dari makna ini lahir makna-makna lain, diantaranya pencipta atau kejadian.
Bisa ditarik kesimpulan, bahwa Idul fitri berkairan dengan keruhanian yaitu kembali pada hati, jiwa dan fikiran yang suci dengan kembali lagi pada hati dan jiwa yang asli, layaknya seorang bayi yang baru lahir di dunia.
Dari maksud perayaan inilah, saya bukan bermaksud bebal tidak mengindahkan lebaran di rumah aja. Suka cita yang tidak bisa digantikan hanya dengan berdiam diri. Sementara perayaan lebaran sudah menjadi semangat spiritual seorang muslim yang sudah mendarah daging.