Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Freelancer

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Berapa Lama Sebenarnya Manusia Hidup di Dunia?

19 April 2023   15:17 Diperbarui: 19 April 2023   15:20 1023
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berapa Lama Sebenarnya Manusia Hidup di Dunia?
dunia|freepik.com

Dalam Al-Quran Surat Taha, ayat 102-104, Allah menjelaskan tentang keadaan manusia saat kiamat terjadi. Mari kita simak makna surat Taha berikut ini:

Pada hari kiamat sangkakala ditiup (yang kedua kalinya) dan pada hari itu kami kumpulkan orang-orang berdosa dengan (wajah) biru muram. (102)

Mereka saling berbisik satu sama lain "kamu (tinggal di dunia) tidak lebih dari sepuluh hari. (103)

Kami lebih mengetahui apa yang akan mereka katakan, ketika orang yang paling lurus jalannya mengatakan, "kamu tinggal (di dunia) tidak lebih dari sehari saja. (104)

Merujuk pada tafsir Ibnu Katsir, pada hari kiamat nanti orang yang berdosa akan berkumpul bersama dengan keadaan muka biru muram. Dijelaskan bahwa, ketika itu mereka saling berbisik bertanya seberapa lama kehidupan di dunia.

Menurut suatu pendapat, makna biru muram ialah mata biru karena kerasnya kengerian yang dialami oleh mereka di hari itu. Adapun perihal kehidupan di dunia dibandingkan ketika kiamat terjadi sangatlah sebentar saja dengan perumpamaan satu hari.

Walaupun di dunia terdapat pergantian siang ke malam, pada hakikatnya keadaannya seakan-akan sama dengan satu hari. Makanya, orang kafir saat kiamat terjadi merasa kehidupan dunia sangatlah pendek.

Dalam surat yang lain yaitu Al-mukminun 112-114, Allah berfirman "kalian tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kalian sesungguhnya mengetahui.

Pada hari kiamat, orang kafir akan berkata bahwa mereka hanya hidup sesaat di dunia. Mereka berhujjah karena kondisi ketakutan yang mendera mereka di hari itu. 

Sementara Allah sudah memberi peringatan pada mereka bahwa Allah memanjangkan umur manusia sehingga cukup bagi mereka waktu untuk berpikir bagi yang mau menggunakan akal. (surat Ar-Rum 56).

Alangkah sayangnya, pada hari kiamat orang-orang kafir berada dalam keadaan sangat takut dan kehidupan yang dahulu mereka megah-megahkan ternyata hanya sesaat saja.

Kebebasan yang Allah berikan untuk memilih antara dunia dan akhirat semasa di dunia menjadi penentu keadaan manusia pada saat kiamat terjadi.

Artinya, bagi mereka yang berbuat dosa semasa hidup, maka keadaan mereka saat kiamat terjadi sangat memperihatinkan. Tidak ada perdebatan pada hari itu. Semua patuh mengikuti perintah malaikat.

Tidak ada yang menolong (syafaat) pada hari kiamat kecuali dari orang yang telah Allah ijinkan memberi pertolongan. Sedangkan orang yang mengerjakan kebaikan semasa di dunia dan beriman, maka tidak ada kekhawatiran padanya.

Dari surat Taha 102-104, kita bisa mengambil kesimpulan betapa dahsyatnya keadaan saat sangkakala ditiup. Terkhusus bagi mereka yang berbuat dosa di dunia. 

Kehidupan dunia yang terkesan lama, ternyata hanya sebentar saja. Sebaliknya, kehidupan di akhirat kekal selama-lamanya. Sayangnya, manusia lebih condong pada mengikuti dunia daripada akhirat.

Nafsu sering menjadi penutup mata dan hati, alhasil kehidupan dunia seakan tak pernah habis. Baru setelah dibangkitkan dengan tiupan sangkakala, manusia akan sadar sepenuhnya bahwa mereka hanya menetap sebentar saja di dunia.

Al-Quran memberi banyak peringatan bagi orang yang mau berpikir. Termasuk, bagaimana huru hara di hari kiamat dan keadaan manusia pada saat itu.

Bagi mereka yang mau berpikir dan menggunakan akal, sungguh akhirat adalah tujuan utama. Dunia semata-mata tempat singgah untuk membawa bekal ke akhirat.

Masih ada sisa 2 hari lagi untuk beribadah dan memohon do'a di bulan yang mulia ini. Allah membuka pintu pengampunan seluas-luasnya di bulan ramdan, maka pergunakanlah sebelum ia pergi. 

Hari kemenangan bagi seorang mukmin adalah yang berhasil berpuasa dengan benar. Bukan sekedar menahan nafsu lapar dan haus, namun mampu memelihara diri dari berbuat maksiat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun