Hikmah Menyambut Bulan Romadhon
Bulan Ramadhan adalah bulan yang ditunggu-tunggu oleh seluruh masyarakat muslim diseluruh penjuru dunia.
Betapa tidak, karena disamping bulan ini sebagai bulan puasa dan dipenuhi dengan Rahmat bulan Ramadhan merupakan momentum dimana semua amal shaleh akan dilipat gandakan pahalanya oleh ALLAH ta'ala, maka dari itu rata-rata umat Islam dibulan ini semuanya bersiap diri untuk beribadah secara total, mulai dari Shalat lima waktu dengan berjamaa, tadarus Al-qur'an, Shalat tarawih dan lain-lain, sehingga Masjid-masjid dan mushalla-mushalla selalu dipenuhi oleh jama'ah.
Namun bukan hanya itu, tradisi menyambut datangnya bulan suci Ramadhan pun masih sangat kental dikalangan masyarakat muslim diseluruh Indonesia wabil khusus orang Jawa, karena para leluhur Jawa sangat sadar bahwa menyambut datangnya bulan Ramadhan adalah bagian dari ibadah
Sebagaimana dawuh nya kanjeng Rosul MUHAMMAD Saw:
MAN FARIHA BIDUKHULI ROMADHON
HARROMALLAHU JASADAHU MINANNIRON (Al-Hadits)
Yang artinya: Barang siapa yang merasa gembira akan datangnya bulan Ramadhan, maka ALLAH mengharamkan jasadnya dari sengatan siksa neraka (Al-Hadits)
Dari pemahaman hadits diatas, maka ummat masyarakat muslim di Nusantara meliliki tradisi penyambutan bulan Ramadhan yang masih dilestarikan hingga kini, tradisi tersebut oleh orang Jawa disebut "Punggahan" seperti gambar dibawah ini:
Punggahan sendiri berasal dari kata Munggah yang berarti: naik, yang maksudnya bahwa kita berada dibulan Sya'ban akan naik ke bulan Romadhon.
Tradisi ini biasa dilakukan dengan cara berbondong-bondong datang ke Masjid-masjid atau mushalla dengan membawa makanan, berkumpul, kemudian membaca Yasin dan Do'a bersama, yang kemudian di tutup dengan ceramah, setelah itu makan bersama.
Disamping itu, biasanya dilakukan gotong royong membersihkan lingkungan, masjid dan mushola serta menghias lingkungan, yang semua ini dilakukan untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan, agar saat masuk bulan Ramadhan kita lebih siap untuk melakukan segala aktivitas ibadah dengan penuh kekhusyu'an dan riang gembira tentunya.
Dari sinilah dapat kita ambil pelajaran, bahwa nenek moyang kita itu begitu bijak dalam mengajak anak cucu dan masyarakat dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan,
Maka dari itu kita sebagai generasi penerus sudah selayaknya melestarikan tradisi baik ini dan Juda selalu berusaha untuk mengembangkan tradisi ini ke arah yang lebih baik lagi
ALMUHAFADHOTU BILQODIMIS SHOLIH WAL AHDHU BIL JADIDIL ASHLAH
Mempertahankan tradisi lama yang mengandung nilai kebaikan dan selalu berinovasi untuk membuat peradaban baru yang lebih baik.
DemikianÂ
Semoga bermanfaatÂ