Pilihan Hati: Bukber Sama Teman Lama, Ya atau Tidak?
Ali menatap layar ponselnya, jari-jarinya bergetar di atas keyboard. Pesan grup WhatsApp dari teman-teman lamanya mengundangnya untuk buka bersama (bukber).
Bukber dengan teman-teman lama selalu menjadi tradisi setiap tahun, tapi kali ini Ali ragu. Apakah masih relevan? Apakah masih menyenangkan seperti dulu?
Dulu, semuanya begitu akrab. Mereka tertawa, berbicara, dan berbagi cerita hingga larut malam. Ali ingat betul bagaimana mereka duduk di bawah pohon rindang, makan bersama, dan bercanda.
Famila, teman baiknya semasa kuliah, selalu membawa camilan favorit. Rizal, yang kini tinggal di luar negeri, selalu mengenakan kemeja kotak-kotak yang khas. Dan Maya, yang kini menjadi seorang ibu, selalu membawa anaknya yang menggemaskan.
Tapi seiring berjalannya waktu, hubungan mereka mulai merenggang. Beberapa teman sudah pindah ke kota lain, sibuk dengan pekerjaan dan keluarga.
Ali sendiri juga tak lagi seaktif dulu. Dia lebih sering menghabiskan waktu di depan layar komputer, mengejar deadline pekerjaan, daripada berkumpul dengan teman-teman lamanya.
Pertemuan di Kafe Taman
Ali memutuskan untuk bertemu dengan teman-teman lamanya di kafe taman yang dulu sering mereka kunjungi.
Kafe itu masih sama seperti dulu: meja-meja kayu dengan bunga-bunga di tengahnya, lampu-lampu gantung yang mengeluarkan cahaya hangat, dan aroma kopi yang menggoda. Ali merasa seperti kembali ke masa lalu.
Saat Ali masuk, Famila sudah duduk di salah satu sudut kafe. Famila masih cantik seperti dulu, dengan senyum yang ramah, "Ali!" teriak Familia.