Merza Gamal
Merza Gamal Konsultan

Berpengalaman di dunia perbankan sejak tahun 1990. Mendalami change management dan cultural transformation. Menjadi konsultan di beberapa perusahaan. Siap membantu dan mendampingi penyusunan Rancang Bangun Master Program Transformasi Corporate Culture dan mendampingi pelaksanaan internalisasi shared values dan implementasi culture.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Puasa adalah Media Terbesar untuk Merealisasikan Ketakwaan

21 April 2022   18:13 Diperbarui: 21 April 2022   18:24 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puasa adalah Media Terbesar untuk Merealisasikan Ketakwaan
Image: Puasa adalah Media Terbesar untuk Merealisasikan Ketakwaan (Photo: Masjid Agung Natuna by Merza Gamal)

Dalam setahun, Allah Ta'ala menghadirkan hari-hari spesial di mana kita bisa berpuasa di dalamnya. Ada yang pekanan, semisal Senin Kamis. Ada yang bulanan, semisal Ayyamul Bidh (puasa pertengahan bulan). Ada pula yang tahunan, semisal bulan Ramadhan. Termasuk pula shaum pada bulan-bulan haram: Rajab, Zulqi'dah, Zulhijjah (terkhusus pada sepuluh hari pertamanya), atau Al-Muharram.

Ada apa dengan syariat puasa? Sesungguhnya, berpuasa di jalan Allah termasuk sebaik-baik perisai (pelindung) bagi seorang Muslim, baik yang wajib maupun yang sunnat. Siapa menunaikannya karena mengharap ridha Allah Ta'ala, puasa itu akan melindungi pemiliknya dari api neraka.

Rasulullah SAW bersabda:

"Puasa adalah perisai yang dapat melindungi seorang hamba dari api neraka" (HR Ahmad dan Al-Baihaqi)

Dalam hadits lain, beliau bersabda pula:

"Rabb kita Azza wa Jalla berfirman, 'Puasa adalah perisai, yang dengannya seorang hamba membentengi diri dari api neraka, dan puasa itu untuk-Ku. Aku-lah yang akan membalasnya'."  (HR Ahmad)

Tidak hanya itu, sebagaimana bacaan Al-Quran, puasa pun akan memberi syafaat bagi pelakunya di akhirat. Rasulullah bersabda:

"Amalan puasa dan membaca Al Quran akan memberi syafaat bagi seorang hamba pada Hari Kiamat. Puasa berkata, 'Wahai Rabb, aku telah menahannya dari makan dan syahwat di siang hari, maka izinkanlah aku memberi syafaat kepadanya'.

Dan Al-Quran berkata, 'Aku menahannya dari tidur pada waktu malam, maka izinkanlah aku memberi syafaat kepadanya, maka keduanya pun diizinkan memberi syafaat'." (HR Ahmad, Shahih At-Targhib, No. 1429)

Puasa bisa pula menjadi perisai dari fitnah sekaligus penghapus atas dosa-dosa yang kita lakukan. Dalam hadits riwayat Hudzaifah ra. nabi kita yang mulia bersabda:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun