Berpengalaman di dunia perbankan sejak tahun 1990. Mendalami change management dan cultural transformation. Menjadi konsultan di beberapa perusahaan. Siap membantu dan mendampingi penyusunan Rancang Bangun Master Program Transformasi Corporate Culture dan mendampingi pelaksanaan internalisasi shared values dan implementasi culture.
Tradisi Lampu Colok Menyambut Idul Fitri di Riau
Lampu colok memiliki romansa tersendiri bagi masyarakat Melayu. Dari cerita turun temurun dikisahkan bahwa lampu colok dahulu merupakan sarana penerang jalan bagi masyarakat yang ingin membayar Fitrah tiap malam 27 Ramadan ke masjid atau ke rumah masyarakat yang menghimpun zakat fitrah (Pak Lebai).
Dalam rangka melestarikan budaya Lampu Colok dalam akhir Ramadhan dan menyambut perayaan Idul Fitri, maka sejak era 2000'an pemerintah daerah di beberapa Kabupaten dan Kota di Riau menyelenggarakan Festival Lampu Colok.
Masyarakat setiap kampung akan membuat Lampu Colok dari botol-botol bekas yang diisi minyak dan sumbu, kemudian disusun rapi menyerupai bentuk masjid. Sinar nyala api berbentuk ornamen-ornamen yang menyerupai masjid tersebut membuat seluruh mata tertuju dan takjub.
Festival Lampu Colok ini biasanya dipertandingkan antar Kecamatan. Festival lampu Colok merupakan khasanah warisan budaya tempo dulu yang bertahan hingga sekarang.
Dan Kini Festival Lampu Colok telah menjadi agenda wisata bagi beberapa daerah, seperti di Kota Pekanbaru, Dumai, dan Kabupaten Bengkalis.