Berpengalaman di dunia perbankan sejak tahun 1990. Mendalami change management dan cultural transformation. Menjadi konsultan di beberapa perusahaan. Siap membantu dan mendampingi penyusunan Rancang Bangun Master Program Transformasi Corporate Culture dan mendampingi pelaksanaan internalisasi shared values dan implementasi culture.
Berpantun Menyampaikan Salam Aidil Fitri Khas Melayu Riau
Bumi Melayu, memang terkenal dengan pantunnya. Demikian pula adat istiadat masyarakat Riau yang selalu berpantun dalam berbagai kesempatan. Dalam setiap acara, baik acara pertemuan sesama keluarga, antar anggota masyarakat, bahkan acara resmi dalam rapat dan seminar pun tidak boleh dilupakan berpantun dalam setiap sambutan.
Demikian pula saat bersilahturahim di hari raya Idul Fitri, berpantun juga sering menjadi ucapan Selamat Idul Fitri. Apalagi jika itu diucapkan melalui jaringan pesan, maka akan tersusun rapi beberapa bait pantun menjadi rangkaian ucapan pesan dan doa untuk sanak saudara di hari nan Fitri.
Berikut salah satu rangkaian bait pantun ucapan hari raya Idul Fitri dalam dialek Melayu Riau:
Pergi memancing dapat tenggiri,
tenggiri di tukar dengan patin,
saye ucapkan selamat hari raye IDUL FITRI
.......
Bunge raye harum baunye
Buat hiasan dalam almari
Hari raye tak bersue muke
Cuma ucapan yang dapat diberi
.......
Ramadhan pergi meninggalkan kite
Sedih hati tande makin bertaqwa
Hari Raye Idul Fitri sudeh tibe
Siape khusyuk ibadahnye pasti bahagia
.......
Pantun berbeda dengan syair atau pun puisi. Pantun ada aturan khususnya dengan pola kalimat yang teratur. Satu bait pantun biasanya memiliki kalimat dengan jumlah genap dan memiliki patron abab di setiap baitnya. Artinya suku kata terakhir kalimat pertama haru diikuti oleh suku kata terakhir yang sama pada kalimat ketiga dan kalimat ganjil berikutnya. Demikian pula dengan suku kata terakhir kalimat kedua harus sama dengan suku kata terakhir pada kalimat keempat dan kalimta genap berikutnya.