Merza Gamal
Merza Gamal Konsultan

Berpengalaman di dunia perbankan sejak tahun 1990. Mendalami change management dan cultural transformation. Menjadi konsultan di beberapa perusahaan. Siap membantu dan mendampingi penyusunan Rancang Bangun Master Program Transformasi Corporate Culture dan mendampingi pelaksanaan internalisasi shared values dan implementasi culture.

Selanjutnya

Tutup

TRADISI Pilihan

Berpantun Menyampaikan Salam Aidil Fitri Khas Melayu Riau

1 Mei 2022   07:40 Diperbarui: 1 Mei 2022   07:45 1716
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berpantun Menyampaikan Salam Aidil Fitri Khas Melayu Riau
Image:Salam Hari Raye Aidil Fitri khas Melayu Riau (by Merza Gamal)

Bumi Melayu, memang terkenal dengan pantunnya. Demikian pula adat istiadat masyarakat Riau yang selalu berpantun dalam berbagai kesempatan. Dalam setiap acara, baik acara pertemuan sesama keluarga, antar anggota masyarakat, bahkan acara resmi dalam rapat dan seminar pun tidak boleh dilupakan berpantun dalam setiap sambutan.

Demikian pula saat bersilahturahim di hari raya Idul Fitri, berpantun juga sering menjadi ucapan Selamat Idul Fitri. Apalagi jika itu diucapkan melalui jaringan pesan, maka akan tersusun rapi beberapa bait pantun menjadi rangkaian ucapan pesan dan doa untuk sanak saudara di hari nan Fitri.

Berikut salah satu rangkaian bait pantun ucapan hari raya Idul Fitri dalam dialek Melayu Riau:

Pergi memancing dapat tenggiri,

tenggiri di tukar dengan patin,

saye ucapkan selamat hari raye IDUL FITRI

mohon maaf lahir dan batin

.......

Bunge raye harum baunye

Buat hiasan dalam almari

Hari raye tak bersue muke

Cuma ucapan yang dapat diberi

.......

Ramadhan pergi meninggalkan kite

Sedih hati tande makin bertaqwa

Hari Raye Idul Fitri sudeh tibe

Siape khusyuk ibadahnye pasti bahagia

.......

Pantun berbeda dengan syair atau pun puisi. Pantun ada aturan khususnya dengan pola kalimat yang teratur. Satu bait pantun biasanya memiliki kalimat dengan jumlah genap dan memiliki patron abab di setiap baitnya. Artinya suku kata terakhir kalimat pertama haru diikuti oleh suku kata terakhir yang sama pada kalimat ketiga dan kalimat ganjil berikutnya. Demikian pula dengan suku kata terakhir kalimat kedua harus sama dengan suku kata terakhir pada kalimat keempat dan kalimta genap berikutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun