Berpengalaman di dunia perbankan sejak tahun 1990. Mendalami change management dan cultural transformation. Menjadi konsultan di beberapa perusahaan. Siap membantu dan mendampingi penyusunan Rancang Bangun Master Program Transformasi Corporate Culture dan mendampingi pelaksanaan internalisasi shared values dan implementasi culture.
Pasangan di Dunia, Pasangan di Akhirat
Inginkah kita menjadikan pasangan kita di dunia menjadi pasangan kita kelak di surga?
Berikut ini adalah kisah kasih Abu Darda dengan istrinya Hujaimah yang akan terus berpasangan hingga di surga kelak.
Abu Darda Uwaimir Al-Anshari ra. adalah salah seorang sahabat Nabi SAW yang terkenal karena kezuhudan dan ketangguhannya dalam beribadah. Tidak heran apabila kemudian harta dan semua yang dimilikinya dia wakafkan di jalan Allah Ta'ala.
Karena kesalehan, kebeningan hati dan kecerdasan yang dimilikinya, pada masa kekhalifahan Utsman bin 'Affan ra., Abu Darda mendapat tugas untuk menjadi hakim agung di negeri Syam.
Di tengah keluarganya, Abu Darda memiliki seorang istri yang bernama Hujaimah bintu Huyay Al-Washabiyah. Dia adalah wanita kedua yang dinikahi oleh Abu Darda setelah istri pertamanya, Khairah binti Hadrad, meninggal dunia.
Untuk membedakannya dengan Khairah, Hujaimah dipanggil dengan nama Ummu Darda Ash-Shugra (yang lebih kecil). Dia adalah sosok wanita yang sangat paham agama dari kalangan tabi'in. Bahkan, Hujaimah disebut sebagai salah satu murid kesayangan Ummul Mu'minin 'Aisyah ra. dalam belajar hadits.
Walau usia Hujaimah dan Abu Darda terpaut cukup jauh, hal ini tidak menghalangi hadirnya keharmonisan di antara keduanya. Dua sosok mulia ini bukan hanya pasangan di dunia, tetapi juga pasangan di akhirat.
Maka, ada banyak kisah keteladanan tentang Abu Darda dan istrinya ini. Salah satunya dinukilkan oleh Al-Imam Adz-Dzahabi dalam Siyar A'lam An-Nubala'.
Pada saat Abu Darda akan meninggal, Ummu Darda Ash-Shugra berkata kepada sang suami, "Dahulu kau pinang diriku pada keluargaku di dunia, lalu mereka menikahkanku denganmu. Sekarang, izinkanlah aku meminang dirimu untuk di akhirat nanti!"
Mendengar ucapan istrinya, Abu Darda pun berkata, "Kalau begitu, engkau jangan menikah lagi sepeninggalku."
Ummu Darda benar-benar memenuhi wasiat suaminya. Dia menahan diri untuk tidak menikah lagi sepeninggal Abu Darda. Sampai suatu ketika, datanglah Mu'awiyah bin Abi Sufyan ra. (seorang tokoh terkemuka dari kalangan sahabat) untuk menyampaikan pinangan.
Pada saat itu, Ummu Darda masih muda dan dikenal karena kecantikannya.
Apa jawaban yang diberikan Ummu Darda atas pinangan tersebut? Dia menjawab tidak. "Aku tidak akan menikah lagi dengan seorang pun di dunia sampai aku menikah dengan Abu Darda di surga, in sy Allah," ujarnya.
Mendengar penolakan itu, Mu'awiyah berkata, "Kalau demikian, hendaknya engkau banyak berpuasa."
Dalam kisah lain, pesan ini pula yang disampaikan oleh sahabat Hudzaifah Al-Yamani ra. kepada istrinya. Dia berkata: "Jika engkau mau menjadi istriku di surga, janganlah engkau menikah lagi sepeninggalku.
Karena, wanita di surga milik suaminya yang terakhir di dunia. Itulah mengapa, Allah Ta'ala mengharamkan para istri Rasulullah SAW untuk menikah lagi sepeninggalnya karena mereka adalah istri-istri beliau di surga." (HR Al-Baihaqi, 7:69)
Semoga kisah Abu Darda dan istrinya serta Hudzaifah Al-Yamani dan istrinya bisa menjadi tauladan kita dalam kesetiaan berpasangan dunia hingga akhirat kelak.
Wallahua'alam bishowab.