Merza Gamal
Merza Gamal Konsultan

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Renungan Ramadhan (01): Meningkatkan Diri dari Muslim Menjadi Mukmin

23 Maret 2023   14:01 Diperbarui: 23 Maret 2023   14:01 1505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Renungan Ramadhan (01): Meningkatkan Diri dari Muslim Menjadi Mukmin
Image: Renungan Ramadhan bersama Kakek Merza (dokpri)

Kita sering mendengarkan kata Muslim dan Mukmin. Tidak sedikit insan yang menganggap pengertian Muslim dan Mukmin itu sama saja, padahal merupakan dua kategori seseorang penganut Islam yang berbeda. Secara singkat, seorang Muslim adalah seseorang yang mengikuti ajaran Islam, sedangkan seorang Mukmin adalah seseorang yang memiliki keimanan yang kuat pada ajaran Islam.

Muslim secara harfiah berarti "orang yang menyerah" atau "orang yang tunduk" kepada kehendak Allah, dan ini adalah syarat utama untuk menjadi seorang penganut Islam. Dalam konteks Islam, Muslim dianggap sebagai orang yang menerima dan mengikuti lima pilar Islam, yaitu Syahadat (pengakuan bahwa hanya ada satu Tuhan), Shalat (menyembah Allah Yang Maha Esa), Zakat (pemberian charity kepada pihak-pihak yang membutuhkan), Puasa (wajib selama Ramadhan), dan Haji (ziarah ke Mekah).

Sementara itu, Mukmin diartikan sebagai "orang yang memiliki keimanan yang kuat" atau "orang yang benar-benar percaya" dalam ajaran Islam. Seorang Mukmin bukan hanya sekedar memenuhi syarat-syarat formal sebagai Muslim, tetapi juga memiliki keyakinan yang dalam dan menjalankan tindakan sesuai dengan keyakinan tersebut.

Dalam Islam, keimanan Mukmin dianggap lebih tinggi daripada status Muslim, karena Mukmin memiliki kepercayaan yang kuat pada Allah dan memiliki kualitas seperti ketaqwaan, ketulusan hati, dan kesabaran dalam menghadapi cobaan hidup.

Secara ringkas, dapat kita simpulkan bahwa Muslim adalah seseorang yang mengikuti ajaran Islam, sedangkan Mukmin merupakan seseorang yang memiliki keyakinan yang kuat dan menjalankan ajaran Islam dengan penuh kesadaran. Seorang Muslim belum tentu menjadi Mukmin, karena menjadi Muslim hanya memenuhi syarat-syarat formal, sementara menjadi Mukmin melibatkan keyakinan yang kuat pada ajaran Islam dan pengamalan yang konsisten dari ajaran tersebut.

Sementara itu, setiap Mukmin pasti seorang Muslim, karena keimanan yang kuat pada ajaran Islam adalah salah satu dari lima pilar Islam yang harus dipenuhi untuk menjadi Muslim. Dalam Islam, keimanan dan pengamalan ajaran adalah dua aspek yang saling terkait dan saling melengkapi. Dengan demikian, menjadi seorang Mukmin tidak hanya berarti memenuhi syarat-syarat formal sebagai Muslim, tetapi juga memiliki keyakinan yang kuat pada ajaran Islam dan mempraktekkan ajaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Hari ini, kita sudah berada di bulan Ramadhan. Bulan Ramadhan adalah saatnya mengikuti training akbar dalam meningkatkan kualitas diri. Ibarat sebuah perusahaan, Ramadhan adalah saatnya melakukan reskilling dan peningkatan kompetensi serta capability. Bagi seorang Muslim, bulan Ramadhan dianggap sebagai waktu yang sangat penting untuk meningkatkan keimanan dan kekhusyukan dalam beribadah sehingga dapat menjadi lebih dekat dengan Allah. Dalam bulan Ramadhan, umat Muslim dianjurkan untuk meningkatkan kegiatan ibadah seperti melengkapi shalat wajib dengan shalat sunah, membaca Al-Quran, bersedekah, dan melakukan amalan kebaikan lainnya.

Selama bulan Ramadhan, seseorang dapat memperkuat hubungannya dengan Allah dan meningkatkan keimanan dengan mengikuti ajaran Islam secara lebih konsisten dan bertekad untuk menghindari segala bentuk perilaku negatif. Selain itu, bulan Ramadhan juga memberikan kesempatan untuk berlatih lebih banyak kesabaran dan belajar mengendalikan diri dari hawa nafsu, yang dapat membantu seseorang dalam meningkatkan kualitas kepribadiannya.

Namun demikan, menjadi seorang Mukmin tidak hanya tentang meningkatkan aktivitas ibadah pada bulan Ramadhan, tetapi juga tentang menjaga konsistensi dalam mengamalkan ajaran Islam sepanjang tahun. Oleh karena itu, selain meningkatkan aktivitas ibadah pada bulan Ramadan, penting bagi seorang Muslim untuk menjaga kekhusyukan dalam beribadah sepanjang tahun dan konsisten dalam mengikuti ajaran Islam.

Dengan demikian, bulan Ramadhan merupakan waktu yang tepat bagi seorang Muslim untuk memperkuat hubungannya dengan Allah dan meningkatkan keimanan menjadi seorang Mukmin. Akan tetapi, upaya untuk menjadi Mukmin harus dilakukan sepanjang waktu dan bukan hanya saat Ramadan saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun