Merza Gamal
Merza Gamal Konsultan

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

TRADISI Pilihan

Inspirasi Merancang Sendiri Baju Lebaran Bersama Keluarga

18 April 2023   05:15 Diperbarui: 18 April 2023   05:20 1441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inspirasi Merancang Sendiri Baju Lebaran Bersama Keluarga
Image: Tradisi menggunakan baju lebaran rancangan sendiri dari dulu hingga kini. (dokpri)

Ramadan adalah bulan yang diisi dengan banyak hikmah dan pelajaran berharga bagi umat Muslim di seluruh dunia. Selama bulan yang penuh berkah ini, umat Muslim diharapkan untuk meningkatkan ketaqwaannya, mengendalikan nafsu dan emosinya, serta membiasakan diri hidup dengan penuh kesederhanaan.

Salah satu praktik yang dapat dilakukan dalam merayakan Ramadan adalah dengan menerapkan konsep Zero Waste, yaitu gerakan untuk mengurangi jumlah sampah dan menciptakan sistem yang berkelanjutan dalam mengelola sumber daya alam. Salah satu contoh penerapan Zero Waste dalam kehidupan sehari-hari adalah dengan merancang sendiri baju Lebaran bersama keluarga, sebagai alternatif dari membeli baju baru yang mahal dan hanya dipakai saat Lebaran saja.

Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang inspirasi merancang baju Lebaran sendiri dan bagaimana hal tersebut dapat membantu kita menghargai sumber daya alam serta mengurangi pemborosan, sekaligus sejalan dengan semangat Ramadan.

Merancang sendiri baju lebaran bersama keluarga bisa menjadi kegiatan yang menyenangkan dan mempererat ikatan keluarga di momen yang spesial seperti Lebaran.

Buatlah sketsa desain baju Lebaran yang ingin Anda buat. Ajak anggota keluarga untuk ikut merancang desainnya. Diskusikan jenis bahan yang akan digunakan dan warna yang akan dipilih.

Jika Anda ingin membuat baju dari awal, belilah bahan kain dan aksesorisnya di toko kain. Ajak keluarga untuk memilih dan membeli kain yang akan digunakan. Pastikan untuk membeli kain yang cukup untuk membuat baju untuk seluruh keluarga.

Namun, apabila Anda tidak ingin membuat baju dari awal, belilah baju yang sudah jadi dan berbahan kain yang mudah dihias. Ajak keluarga untuk berkreasi dengan menambahkan hiasan seperti renda, manik-manik, atau sulam.

Ajak anggota keluarga untuk memotong, menjahit, dan menghias baju bersama-sama. Jangan lupa untuk memberikan tugas yang sesuai dengan kemampuan dan minat masing-masing anggota keluarga.

Selain membuat baju, Anda juga bisa membuat aksesori seperti bros atau kalung yang bisa dipakai bersama baju Lebaran. Ajak keluarga untuk membuat aksesori tersebut bersama-sama.

Setelah semua selesai, adakan sesi pemotretan keluarga dengan baju Lebaran yang sudah jadi. Ini akan menjadi kenangan yang indah dan bisa diabadikan dalam foto.

Ingatlah bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mempererat ikatan keluarga dan menghabiskan waktu bersama-sama. Jangan terlalu fokus pada hasil akhir, tapi nikmati prosesnya.

Merancang baju sendiri untuk Lebaran dapat lebih berarti dan bernilai daripada membeli baju mahal yang hanya dipakai untuk satu atau dua hari saja. Membuat baju sendiri bisa menjadi cara yang efektif untuk menghemat uang. Baju Lebaran yang dibeli di toko-toko seringkali harganya sangat mahal. Dengan merancang dan membuat baju sendiri, Anda bisa menghemat uang dan mendapatkan baju yang unik dan sesuai dengan selera.

Image: Dengan merancang dan membuat baju sendiri, Anda bisa menghemat uang dan mendapatkan baju yang unik dan sesuai dengan selera. (dokpri)
Image: Dengan merancang dan membuat baju sendiri, Anda bisa menghemat uang dan mendapatkan baju yang unik dan sesuai dengan selera. (dokpri)

Merancang baju sendiri juga memberikan kebebasan untuk mengekspresikan kreativitas. Anda bisa merancang desain baju yang sesuai dengan kepribadianmu dan anggota keluarga. Selain itu, Anda juga bisa menambahkan sentuhan personal seperti bordir atau sulaman pada baju.

Merancang baju sendiri bisa menjadi kegiatan keluarga yang menyenangkan dan mempererat ikatan keluarga. Anda bisa melibatkan semua anggota keluarga dalam proses merancang dan membuat baju. Hal ini bisa menjadi momen yang berharga untuk berbagi cerita dan menghabiskan waktu bersama.

Baju Lebaran yang dibuat sendiri juga lebih berkesan dan bernilai daripada baju yang dibeli di toko. Baju tersebut memiliki cerita dan kenangan yang terkait dengan proses pembuatannya. Selain itu, baju tersebut juga dapat diwariskan kepada anak cucu sebagai kenang-kenangan.

Merancang dan membuat baju sendiri juga bisa menjadi cara untuk mendukung industri kreatif lokal. Anda bisa membeli bahan kain dan aksesoris dari pedagang lokal, sehingga membantu meningkatkan pendapatan mereka.

Merancang dan membuat baju sendiri juga dapat membantu mengurangi limbah tekstil dan mendukung gerakan Zero Waste. Kamu bisa menggunakan bahan kain yang sudah tidak terpakai atau memanfaatkan sisa-sisa kain dari proyek-proyek lain.

Zero Waste adalah suatu gerakan atau konsep yang bertujuan untuk mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan melalui cara-cara seperti mengurangi, mendaur ulang, dan memperbaiki barang-barang yang ada. Konsep Zero Waste sendiri bertujuan untuk meminimalkan limbah dan menciptakan sistem yang berkelanjutan dalam mengelola sumber daya alam.

Dengan merancang dan membuat baju Lebaran sendiri, kamu bisa mendapatkan banyak manfaat seperti menghemat uang, mengekspresikan kreativitas, mempererat ikatan keluarga, mendukung industri kreatif lokal, dan mendukung gerakan Zero Waste.

Kaitannya dengan hikmah Ramadan, Zero Waste dapat menjadi praktik yang relevan dengan ajaran Islam. Dalam Islam, dianjurkan untuk menjaga lingkungan dan sumber daya alam. Dalam Surat Al-A'raf ayat 31, Allah SWT mengingatkan manusia agar tidak berbuat boros dalam segala hal, termasuk dalam pengelolaan sumber daya alam. Selain itu, pada saat berpuasa, kita juga diharapkan untuk lebih disiplin dalam mengelola sumber daya alam, seperti air dan makanan.

Dalam prakteknya, Zero Waste dapat diterapkan dengan cara mengurangi penggunaan bahan-bahan yang sulit terurai atau tidak dapat didaur ulang, seperti plastik. Saat merancang baju Lebaran sendiri, kita dapat memilih bahan yang lebih ramah lingkungan seperti kain yang organik atau menggunakan kain dari penggunan lain sebelumnya. Misalnya, kain yang sebelumnya merupakan jarig atau sarung tenun tradisional dijadikan baju.

Dengan menerapkan konsep Zero Waste, kita dapat memperbaiki cara kita dalam mengelola sumber daya alam dan lingkungan. Hal ini juga sejalan dengan semangat Ramadan, yaitu untuk hidup efektif dan efisien serta mengurangi pemborosan dan kerusakan lingkungan.

Selain itu, dengan merancang sendiri baju lebaran, maka baju tersebut juga lebih berkesan dan bernilai daripada baju yang dibeli di toko. Semoga inspirasi ini dapat memotivasi banyak orang untuk mencoba merancang dan membuat baju Lebaran sendiri.

Image: Dengan merancang sendiri baju lebaran, maka baju tersebut juga lebih berkesan dan bernilai ketika anak-anak sudah dewasa. (dokpri)
Image: Dengan merancang sendiri baju lebaran, maka baju tersebut juga lebih berkesan dan bernilai ketika anak-anak sudah dewasa. (dokpri)

Dengan demikian, merancang baju Lebaran sendiri bersama keluarga dapat menjadi alternatif yang menarik dan bermakna dalam menjalankan Ramadan dan merayakan Idul Fitri. Tidak hanya dapat mengurangi pemborosan dan mendorong kita untuk hidup lebih efektif dan efisien, konsep Zero Waste yang diaplikasikan dalam merancang baju Lebaran juga dapat membantu kita untuk menjaga lingkungan dan sumber daya alam.

Dalam menerapkan konsep Zero Waste, kita juga dapat mempraktikkan ajaran Islam dalam menjaga lingkungan, menghargai sumber daya alam, serta hidup lebih sederhana dan tawadhu. Semoga artikel ini dapat menjadi inspirasi bagi para Kompasianer dan seluruh pembaca untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri dengan cara yang lebih bermakna dan memberi dampak positif bagi lingkungan sekitar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun