Merza Gamal
Merza Gamal Konsultan

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Renungan Ramadan (30): Menyikapi Perbedaan Hari Raya dalam Persatuan Umat dan Kesatuan Bangsa

21 April 2023   02:37 Diperbarui: 21 April 2023   02:44 1433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Renungan Ramadan (30): Menyikapi Perbedaan Hari Raya dalam Persatuan Umat dan Kesatuan Bangsa
Image: Menyikapi Perbedaan Hari Raya dalam Persatuan Umat dan Kesatuan Bangsa (by Merza Gamal)

Sebagai umat Islam sudah seharusnya kita menjunjung persatuan, jangan mau dipecah belah hanya karena perbedaan penetapan waktu hari dan perbedaan khilafiyah lainnya. Sebagai umat Islam, kita seharusnya mengutamakan persatuan dan menjaga kerukunan antar sesama muslim serta antar umat beragama. Perbedaan pendapat atau perbedaan khilafiyah dalam masalah agama adalah hal yang biasa, dan seharusnya tidak menjadi sumber konflik atau perpecahan.

Sebaliknya, kita seharusnya menghargai keragaman dalam pemahaman agama dan belajar untuk berkomunikasi dengan bijaksana, menghormati pandangan orang lain, dan mencari solusi yang damai dan bermanfaat. 

Selain itu, penting untuk berpandangan luas dan melihat gambaran yang lebih besar, yaitu pentingnya persatuan umat Islam dan persatuan seluruh bangsa Indonesia. Menjaga kerukunan antarumat beragama dan membangun hubungan harmonis antara umat beragama adalah kunci untuk mencapai perdamaian, stabilitas, dan kemajuan dalam masyarakat.

Sebagai individu, kita dapat berperan aktif dalam menjaga persatuan dan kerukunan dengan tidak terprovokasi oleh perbedaan-perbedaan yang mungkin timbul, dan dengan berupaya mempromosikan dialog, pemahaman, dan penghormatan antar sesama muslim dan antar umat beragama. 

Kita juga dapat menghindari menyebarkan berita palsu (hoax) yang dapat memicu konflik atau perpecahan, serta berperilaku bijaksana dalam berkomunikasi di media sosial maupun dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam menyikapi perbedaan, mari kita mengedepankan nilai-nilai islami yang mendorong persatuan, toleransi, dan saling menghormati. Dengan menjaga kerukunan antarumat beragama, kita dapat menciptakan masyarakat yang harmonis, damai, dan berdamaibakti dalam keragaman.

Himbauan kepada para pengadu domba dan pemecah belah bangsa, berhentilah berbuat demikian. Bangsa Indonesia dari dulu sudah mengenal "Bhineka Tunggal Ika" sehingga tidak mudah untuk di adu domba dan dipecah belah. Bhinneka Tunggal Ika, yang merupakan semboyan nasional Indonesia, mengajarkan tentang keragaman yang ada dalam bangsa Indonesia dan pentingnya persatuan dalam keragaman tersebut.

Sebagai warga negara Indonesia, kita harus menghormati dan menjunjung tinggi prinsip Bhinneka Tunggal Ika, yaitu menghargai keragaman suku, agama, ras, dan budaya yang ada di Indonesia, serta menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Tindakan yang memecah belah masyarakat, seperti menyebarkan berita palsu, menyulut provokasi, atau memperkuat perbedaan dengan maksud tertentu, sangat berpotensi merusak kerukunan sosial dan mengancam persatuan bangsa.

Kita harus menjadi bijaksana dalam menyikapi perbedaan, tidak terprovokasi oleh upaya pengadu domba, dan tidak terlibat dalam tindakan pemecah belah. Sebaliknya, kita harus berupaya membangun hubungan yang harmonis dan mengedepankan dialog, toleransi, dan penghormatan terhadap sesama, terutama dalam hal perbedaan agama, suku, ras, dan budaya.

Penting untuk diingat bahwa persatuan dan kerukunan adalah modal utama untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan bersama. Dengan menjaga nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika, kita dapat membangun masyarakat yang inklusif, saling menghormati, dan bersatu dalam keragaman.

Marilah kita bersama-sama mengedepankan semangat persatuan, menghindari tindakan pengadu domba dan pemecah belah, serta bekerja bersama untuk mewujudkan Indonesia yang damai, harmonis, dan maju. Kita harus menjadi agen perdamaian, mempromosikan dialog, toleransi, dan persatuan dalam menjalani kehidupan beragama dan bermasyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun