Merza Gamal
Merza Gamal Konsultan

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Memelihara Kebahagiaan Hati Setelah Ramadan Pergi

28 April 2023   12:23 Diperbarui: 28 April 2023   12:54 979
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memelihara Kebahagiaan Hati Setelah Ramadan Pergi
Image by Merza Gamal

Bulan Ramadan, bulan suci dalam agama Islam, adalah waktu yang penuh berkah dan keberkatan. Umat Muslim di seluruh dunia menjalani bulan Ramadan dengan menjalankan ibadah puasa, menambah amal ibadah, dan meningkatkan kualitas ketaqwaan mereka. Namun, setelah bulan Ramadhan berlalu, bagaimana kita bisa memelihara kebahagiaan hati kita dan terus menjaga momentum ibadah kita?

Tanda kebahagiaan seorang manusia adalah manakala hatinya tenang, qalbunya tenteram, dadanya lapang, dan terbebasnya dia dari ketakutan, kecemasan dan resah gelisah. Siapa memilikinya, surga dunia sudah ada dalam genggamannya sebelum didapatkannya surga akhirat. Meskipun Ramadan telah berlalu, tapi bukan berarti kita tidak bisa memelihara hati agar hidup kita senantiasa bahagia.

Setelah kita merayakan Idul Fitri 1 Syawal 1444H yang baru lalu, janganlah kita mengendorkan ibadah-ibadah yang telah berhasil kita jalani selama training akbar Ramadhan. Syawal adalah bulan peningkatan atau saatnya kita melakukan continuous improvement agar performance ketaqwaan kita meningkat pada puncak periode ibadah kita tahun 1444H pada saat tanggal 10 Dzulhijah (Idul Adha).

Ibadah-ibadah yang telah berhasil kita lakukan selama bulan suci Ramadan tersebut janganlah mengendor. Kita harus tetap menjalani amalan-amalan yang telah kita amalkan, seperti shalat sunnah, dzikir, tilawah Al Quran, dan berbagai amal ibadah lainnya. Kita juga harus terus berbuat kebaikan kepada sesama manusia, seperti bersedekah, mengunjungi orang sakit, dan membantu yang membutuhkan. Dengan melanjutkan amalan-amanah Ramadan, kita bisa mempertahankan keberkahan dan kebahagiaan dalam hati kita.

Seharusnya kita bisa meningkatkan kualitas shalat kita, mendalami Al-Quran, mengingat Allah SWT dengan dzikir dan doa, serta menjalani kehidupan yang sesuai dengan ajaran agama setelah Ramadan pergi. Dengan meningkatkan ketakwaan, kita akan merasa lebih dekat dengan Allah SWT dan hati kita akan terasa lebih bahagia dan tenang.

Image by Merza Gamal
Image by Merza Gamal

Salah satu kunci kebahagiaan hati adalah menjaga hubungan yang baik dengan sesama manusia. Setelah Ramadhan berakhir, kita tidak boleh melupakan nilai-nilai sosial yang telah kita pelajari selama bulan suci tersebut. Kita harus tetap menjalin hubungan yang baik dengan keluarga, teman, tetangga, dan masyarakat sekitar kita. Kita juga harus menghindari konflik, gosip, dan prasangka buruk terhadap orang lain. Dengan menjaga hubungan yang harmonis dan penuh kasih sayang, kita akan merasa lebih bahagia dan damai dalam hati kita.

Setelah Ramadhan, kita harus tetap mengingat dan mensyukuri nikmat-nikmat Allah SWT yang telah diberikan kepada kita. Kita harus mengingat saat-saat indah selama Ramadan, kenikmatan beribadah, dan keberkahan yang kita rasakan. 

Kita juga harus bersyukur atas rezeki yang kita terima, keluarga yang kita miliki, kesehatan yang diberikan, dan berbagai nikmat lainnya. Dengan bersyukur, kita akan lebih fokus pada hal-hal positif dalam hidup kita dan hati kita akan dipenuhi dengan rasa bahagia dan puas.

Untuk memelihara kebahagiaan hati setelah Ramadhan, kita perlu menjaga keseimbangan dalam hidup kita. Kita harus mengatur waktu dengan bijaksana antara ibadah, pekerjaan, keluarga, dan waktu luang. 

Kita juga harus menjaga kesehatan tubuh kita dengan pola makan yang sehat, olahraga, dan istirahat yang cukup. Jangan sampai kita terlalu terjebak dalam rutinitas sehari-hari sehingga mengabaikan aspek lain dalam hidup kita. Dengan menjaga keseimbangan hidup, kita akan merasa lebih bahagia, sehat, dan bugar untuk menjalani aktivitas sehari-hari.

Setelah Ramadan, kita juga perlu terus belajar dan berkembang sebagai individu. Kita bisa memperluas pengetahuan agama kita dengan mempelajari tafsir Al-Quran, hadis, atau ilmu agama lainnya. 

Kita juga bisa memperoleh keterampilan baru atau mengikuti kegiatan positif yang bisa memperkaya pengalaman kita. Dengan terus belajar dan berkembang, kita akan merasa termotivasi dan bersemangat untuk meraih pencapaian baru dalam hidup kita, yang akan memberikan kebahagiaan dan kepuasan hati.

Kebahagiaan yang sejati adalah ketika kita bisa berbagi dengan orang lain. Setelah Ramadan, kita bisa melanjutkan amalan berbagi kita dengan membantu mereka yang membutuhkan, baik itu dalam bentuk sedekah, infak, zakat, atau kegiatan sosial lainnya.

Berbagi kebahagiaan dengan orang lain tidak hanya memberikan manfaat bagi mereka, tetapi juga memberikan kepuasan hati yang mendalam bagi kita sebagai individu. 

Dalam Islam, berbagi dan peduli terhadap sesama adalah nilai-nilai penting yang harus kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, yang akan memberikan kebahagiaan yang langgeng dalam hati kita.

Doa dan mengingat Allah SWT adalah kunci dalam memelihara kebahagiaan hati kita. Setelah Ramadhan, kita harus tetap menjaga kualitas ibadah kita, termasuk berdoa dan mengingat Allah SWT secara rutin. 

Kita bisa melibatkan diri dalam ibadah sunnah, dzikir, atau tadarus Al-Quran untuk menjaga koneksi spiritual kita dengan Allah SWT. Dengan terus berdoa dan mengingat Allah SWT, kita akan merasa tenang, diberkahi, dan terjaga dari godaan dan tantangan dunia yang bisa mengganggu kebahagiaan hati kita.

Setelah Ramadhan, kita juga perlu belajar mengelola stres dan emosi kita. Kehidupan sehari-hari bisa menghadirkan berbagai tantangan dan tekanan yang bisa membuat kita stres atau emosional. 

Oleh karena itu, kita harus belajar menghadapinya dengan bijaksana. Kita bisa mengatur waktu istirahat yang cukup, berbicara dengan orang yang kita percaya, atau melakukan aktivitas yang kita nikmati untuk mengurangi stres.

Kita juga harus mengelola emosi kita dengan bijaksana, seperti tidak membiarkan emosi negatif menguasai kita dan belajar untuk bersikap sabar, bijaksana, dan toleran dalam menghadapi situasi sulit. Dengan mengelola stres dan emosi kita, kita akan memiliki hati yang lebih bahagia dan damai.

Selanjutnya, untuk memelihara kebahagiaan hati setelah Ramadhan pergi, kita harus menyambut Ramadhan yang akan datang dengan semangat dan persiapan yang baik. Ramadhan adalah waktu yang istimewa dalam tahun Islam, dan menyambutnya dengan penuh antusiasme dan niat baik akan membantu kita merasa bahagia dan termotivasi untuk menjalani ibadah dengan sepenuh hati. 

Kita bisa merencanakan target ibadah yang ingin kita capai, mengatur jadwal harian kita, dan mempersiapkan fisik, mental, dan spiritual kita untuk menyongsong bulan Ramadhan selanjutnya.

Selain merencanakan target ibadah, mengatur jadwal harian, dan mempersiapkan fisik, mental, dan spiritual kita untuk menyongsong bulan Ramadhan selanjutnya, kita juga bisa mengambil pelajaran dari pengalaman Ramadhan sebelumnya. Kita bisa merefleksikan apa yang telah kita pelajari, pencapaian yang telah kita raih, dan tantangan yang telah kita hadapi selama Ramadhan. 

Dengan mengambil pelajaran dari pengalaman tersebut, kita bisa memperbaiki diri kita dan menjadi lebih baik lagi dalam menjalani ibadah di bulan Ramadhan yang akan datang.

Nilai-nilai Ramadhan, seperti ketakwaan, kesabaran, toleransi, keikhlasan, dan kasih sayang, harus tetap menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari kita setelah Ramadhan. Kita harus menerapkannya dalam hubungan dengan Allah SWT, sesama manusia, dan lingkungan sekitar kita. 

Misalnya, kita bisa terus menjaga kualitas ibadah kita, berlaku adil dan baik terhadap sesama, memberikan maaf dan memaafkan, serta menjaga lingkungan alam sekitar kita. Dengan menerapkan nilai-nilai Ramadhan dalam kehidupan sehari-hari, kita akan merasa lebih bahagia dan bermakna dalam menjalani hidup kita.

Terakhir, kita harus selalu bersyukur atas nikmat Ramadhan yang telah kita rasakan. Ramadhan adalah waktu yang istimewa yang Allah SWT berikan kepada umat muslim untuk memperoleh keberkahan dan kebahagiaan. 

Oleh karena itu, kita harus selalu bersyukur atas nikmat Ramadhan yang telah kita nikmati, baik itu berupa peningkatan spiritual, keberkahan rejeki, atau hubungan yang diperbaiki.

Bersyukur adalah kunci untuk memperoleh lebih banyak kebahagiaan dalam hidup kita sehari-hari. Meskipun Ramadhan telah berlalu, kita bisa menjaga kebahagiaan hati kita dengan tetap berpegang pada nilai-nilai dan ibadah yang telah kita jalani selama bulan suci tersebut. 

Dengan menjaga kualitas ibadah, berbagi dengan sesama, mengelola stres dan emosi, serta tetap bersyukur, kita bisa merasakan kebahagiaan dan ketenangan hati dalam kehidupan sehari-hari kita.

Semoga kita dapat terus memelihara kebahagiaan hati kita dan menjalani kehidupan yang penuh berkah dan kebaikan.

Terus Semangat!!!

Tetap Semangat...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun