Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.
Aghi Ghayo Onam: Tradisi Lebaran Sesudah Puasa Enam Hari Syawal di Riau
Hari Rayo Anam jika dilihat dalam segi keagamaan dengan melakukan ziarah dan mengirimkan doa kepada arwah dari keluarga yang telah meninggal dunia adalah sesuatu perbuatan yang baik, meskipun saat ini ada kelompok yang tidak sependapat dengan ziarah dan berdoa di kuburan. Berdoa untuk keluarga yang telah meninggal mempunyai maksud bagi yang melakukannya dengan harapan agar keluarga yang telah meninggal dunia diberi ketenangan di alam sana dan dijauhkan dari siksaan dan azab kubur.
Tradisi Hari Rayo Anam ini juga bisa menjadi ladang amal bagi masyarakat, menambah keyakinan dan meningkatkan keimanan kepada Allah SWT. Hal itu dapat menjadi sarana meningkatkan ketenteraman jiwa bagi masyarakat yang melaksanakan tradisi tersebut, serta membuka mata bahwasanya kita hidup di dunia ini hanya untuk sementara dan suatu saat kita pasti akan kembali kepada-Nya.
Dari segi budaya, makna tradisi Hari Rayo Anam ini merupakan jembatan untuk menjalin silaturahmi dalam kehidupan masyarakat. Melalui pelaksanaan tradisi Aghi Ghayo Onam ini dapat memperkokoh persatuan dan kesatuan antara masyarakat serta terjalinnya rasa kebersamaan dalam prinsip hidup bergotong royong dan saling berbagi antar sesama masyarakat.
Semoga Aghi Ghayo Onam, tradisi lebaran setelah puasa enam hari Syawal di beberapa Kabupaten di Provinsi Riau, serta tradisi serupa di berbagai daerah lainnya di Indonesia bisa terus dilestarikan dan menjadi kebanggaan bagi masyarakat setempat serta dapat menarik minat wisatawan untuk mengenal keberagaman budaya Indonesia dalam semangat Wonderful Indonesia.