Simple, challenge, suka nulis and fun. Temui saya di dunia maya... Blog: http://chemistrahmah.com
Ramadan Waktunya Borong Apa Saja
Kalau ditanya soal keuangan keluarga saat Ramadan, sebenarnya tidak jauh beda saat bulan lainnya. Kami bukan pekerja kantoran yang tiap bulan jelas pendapatannya. Semua bergantung sejauh mana Allah menitipkan sejumlah rupiah dalam keuangan kami setiap hari. Banyak alhamdulillah, sedikit juga harus alhamdulillah.
Sedikit banyak pun tergantung di tangan siapa rezeki itu ditempatkan. Ada yang diberi banyak tetapi tetap mengeluh karena gaya hidup tidak mampu hanya segitu. Ada yang diberi sedikit tetapi selalu tercukupi karena gaya hidup memang tidak aneh-aneh. Semuanya kembali pada pribadi masing-masing.
Nah, Ramadan biasanya identik dengan belanja:
- takjil
- menu sahur
- persiapan Lebaran
- keperluan keluarga besar ketika silaturahim
Namun, semuanya tetap bisa dijalani dengan bahagia asal tahu saja menempatkan diri. Jika memang cukup menu takjilnya hanya satu macam, yaa jangan maksa beli 2-3 macam. Jika belum mampu beli baju Lebaran, pakai baju yang lama saja dan pasti masih bagus kalau memang hanya dipakai saat Lebaran saja.
Itu prinsip dalam keluarga kami yang menurut orang terdekat adalah kehidupan yang pasrah dan tidak mau berusaha lebih. Padahal ya kami mau-mau saja lho pakai barang-barang bermerk mahal semua, tetapi kalau Allah bilang belum saatnya, mau memaksa seperti apa? Khawatir malah gila karena merasa Allah tidak adil. Belum lagi selalu muncul penyakit hati dengan orang sekitar yang tampak dari mata kita selalu berlebihan.
Nah, agar keuangan keluarga tetap sehat, kami menjalankan prinsip:
Kalau Masih Bagus Dipakai, Tidak Usah Beli Baru
Tidak hanya untuk baju Lebaran. Barang lain pun demikian. Jika pun harus membeli itu karena ada faktor lain yang memang butuh untuk beli. Ingat! Butuh ya, bukan pengen.
Takjil Secukupnya, Tidak Lapar Mata
Berapa banyak sih tempe mendoan yang bisa masuk ke perut saat berbuka? Cuma 1-2 dan selebihnya akan terasa kenyang, bukan? Namun, sayangnya banyak yang denial. Merasa masih kurang sehingga makan terus tidak terkontrol. Belum lagi dengan menu berat tetap dihabiskan.
Hasilnya apa? Kekenyangan, ibadah terhalang dan pastinya boncos juga karena tiap hari berlebihan.
Jadi, kalau ke pasar takjil atau pesan menu takjil, kami beli secukupnya kami. Ketika beli seadanya kemudian habis, maka sudah cukup. Segitu jatah hari ini. Diusahakan tidak ada sisa karena pasti akan terbuang. Jatuhnya mubazir.
Nah, cara ini kemudian bisa menghemat dan memperhitungan kebutuhan hari raya.
Lalu yang diborong apa dong di bulan Ramadan?
Jawabannya adalah pahala.
Caranya bagaimana?
Banyakin belanja makanan untuk orang berbuka puasa. Entah ini anak yatim, masjid dekat rumah atau lainnya. Finansial akan tetap aman jika dikeluarkan untuk kebutuhan ibadah, percayalah.
Sudah baca artikel sebelumnya tentang sedekah, bukan? Nah, borong sedekah dengan berbagai bentuk, itulah yang harus dipikirkan selama Ramadan. Tidak perlu pelit dengan orang yang meminta-minta. Tidak perlu marah jika suara pengamen sedikit mengganggu. Beri saja.
Semua yang dikeluarkan untuk ibadah saat Ramadan tidak akan sia-sia. Bisa perhatikan pada 11 bulan berikutnya, Allah ganti dengan apa saja. Meski bukan dalam bentuk materi, kesehatan, anak-anak jadi salih/salihah, pasangan selalu giat bekerja dan keluarga besar pun senantiasa bahagia, itu bentuk imbalan dari borong ibadah di bulan Ramadan. Ibadah apa saja, selama itu sesuai tuntunan Rasulullah dan ada dalilnya.
***
Well, sudah seberapa banyak isi keranjang pahala teman-teman? Jika ada yang belum tersebut di atas, boleh dong info di kolom komentar.