War Takjil, Ketika Nonis Ikut Merasakan Keistimewaan Ramadan
Bulan Ramadan merupakan momen yang dinantikan oleh umat Muslim di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Sebagai bulan suci dalam kalender Islam, Ramadan tidak hanya menjadi waktu untuk menjalankan ibadah puasa, tetapi juga menjadi ajang untuk mempererat tali persaudaraan, meningkatkan kepedulian sosial, dan merayakan keberagaman.
Keunikan Ramadan di Indonesia terletak pada bagaimana seluruh lapisan masyarakat, termasuk mereka yang bukan Muslim, turut serta dalam semaraknya bulan penuh berkah ini.
Salah satu fenomena yang mencerminkan kebersamaan lintas agama di bulan Ramadan adalah 'War Takjil'.
Fenomena ini muncul dan berkembang menjadi tren di media sosial, di mana masyarakat non-Islam (nonis) turut berburu takjil menjelang waktu berbuka puasa.
Keikutsertaan mereka dalam tradisi ini tidak hanya menunjukkan rasa penasaran terhadap kuliner khas Ramadan, tetapi juga menandakan harmoni dan toleransi yang telah lama mengakar di Indonesia.
Fenomena War Takjil dan Peran Media Sosial
Istilah 'War Takjil' muncul di media sosial, khususnya di platform seperti TikTok dan Instagram.
Kata 'war' dalam konteks ini bukan berarti perang, melainkan menggambarkan suasana kompetitif dan antusiasme masyarakat dalam berburu makanan berbuka puasa.
Tren ini semakin populer karena banyak netizen yang membagikan pengalaman mereka dalam berburu takjil, baik dari kalangan Muslim maupun nonis.
Banyak masyarakat nonis yang mengungkapkan ketertarikan mereka terhadap berbagai macam hidangan takjil yang dijajakan di pasar Ramadan.
Content Competition Selengkapnya
Suka Duka Menyiapkan Sajian Idul Fitri
MYSTERY TOPIC
Mystery Topic 7
Surat Cinta untuk Ramadan Tahun Depan
Bercerita +SELENGKAPNYA
Ketemu di Ramadan

Selain buka puasa bersama, Kompasiana dan teman Tenteram ingin mengajak Kompasianer untuk saling berbagi perasaan dan sama-sama merefleksikan kembali makna hari raya.
Info selengkapnya: KetemudiRamadan2025