Mendirikan Kantor Berita Swaranusa (2008) dan menerbitkan Tabloid PAUD (2015). Menulis Novel "Kliwon, Perjalanan Seorang Saya", "Air Mata Terakhir", dan "Prahara Cinta di Pesantren."
Kliwon, Episode Matinya Kucing Hitam
"Saya minta maaf, ya, Dik Pon," kata anak muda itu. Ia mengulurkan tangan dan Pon menyambutnya. Meski ia mencoba tersenyum, tetapi duka yang ia sembunyikan tetap saja tampak oleh siapapun yang memandang wajahnya.
"Mungkin ini tidak bisa menggantikan kucingmu, tapi semoga bisa sedikit saja mengurangi kesedihanmu, Dik."
Anak muda itu mengangkat keranjang ke atas meja. Membuka tutup kain batiknya, dan muncul seekor kucing jenis Garfield berwarna hitam solid. Ia menciumi pipi anak muda itu tak henti-henti. "Ini kucing kesayanganku, dan akan kuserahkan sebagai kenang-kenanganku dan sebagai penebus rasa bersalahku," katanya.
"Kakak, tidak usah. Tidak perlu," kata Pon.
"Saya harap ini diterima, kalau tidak saya akan merasa bersalah selamanya," kata anak muda itu.
Poin menatap ke arah Romo dan Simboknya, ke sarah anak muda itu dan juga bapak dan ibunya. Semuanya mengangguk dan menunjukkan harapan Pon mau menerimanya. Lalu Pon berdiri dan memeluk anak muda yang berdiri di sampingnya.
"Terima kasih," kata Pon yang dibalas dengan pelukan semakin erat.***