Muhibuddin Aifa
Muhibuddin Aifa Perawat

Jika Membaca dan Menulis adalah Cara yang paling mujarab dalam merawat Nalar, Maka Kuliah Adalah Pelengkapnya.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Kebiasaan Baru Tanpa Rokok Setelah Ramadhan

6 Mei 2022   21:51 Diperbarui: 6 Mei 2022   22:16 835
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebiasaan Baru Tanpa Rokok Setelah Ramadhan
kemenkopmk.go.id

Kebijakan Pemerintah Terhadap Masalah Rokok

Melalui kementerian kesehatan pemerintah pusat telah menggalakkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) yang berupa mengatur pola makan, olah raga, dan menghindari rokok. Sejalan dengan hal tersebut pemerintah Aceh juga telah membuat qanun untuk mengurangi akses para perokok, adapun qanun tersebut tertuang dalam nomor 04 tahun 2020 tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR). 

Dalam qanun tersebut sebenarnya telah diatur berbagai persoalan terhadap masalah rokok, mulai dari dilarangnya iklan rokok hingga pada penjelasan tentang tempat-tempat yang dikatagorikan sebagai Kawasan Tanpa Rokok (KTR). Adapun yang termasuk dalam KTR diantaranya adalah tempat pelayanan kesehatan, tempat ibadah, angkutan umum, tempat kerja dll. Keberadaan qanun tersebut mempersempit ruang gerak bagi pecandu rokok untuk mengepulkan asap rokoknya.

Namun qanun yang dibuat dengan berdasarakan evidence based, disertai dengan Rapat dengar Pendapat dengan tokoh agama, masyarakat dan kaum akademisi sehingga melahirkan qanun yang sangat sesuai dengan kebutuhan dalam kontek menekan angka perokok. Namun kita melihat ada satu mata rantai lagi yang kurang berjalan, yaitu lemahnya sistem monitoring dan evaluasi sehingga keberadaan qanun tersebut hanya berupa lips service semata yang akan menambah koleksi peraturan di kantor pemerintah Aceh. 

Sehingga tujuan dari keberadaan qanun tersebut masih jauh dari harapan, hal ini terlihat jelas dengan maraknya para perokok yang masih bebas merokok dimana saja, bahkan yang sangat ironisnya masih ada perokok di dalam angkutan umum.

Puasa Momentum Move on dari Rakok

Sulitnya seseorang untuk berhenti merokok memang masih menjadi masalah yang sangat serius. Padahal pemerintah melalui instansi terkait seperti dinas kesehatan, rumah sakit, dan para pelaku kesehatan baik dari perawat, dokter dan ahli kesehatan masyarakat begitu gencar mengkampanyekan tentang bahaya merekok. Ini menjadi tantangan bagi kita semua untuk mengurangi angka perokok, meskipun setiap orang pada umumnya telah mengetahui tentang bahaya merokok. 

Namun pengetahuan saja tidak cukup untuk mengupah perilaku seseorang yang telah kecanduan dengan rokok. Perlu adanya dukungan yang kuat melalui orang terdekat, yang akan terus memotivasi untuk berhenti dari belenggu rokok.

Salah satu mementum yang paling tepat untuk berhenti merokok adalah dibulan ramadhan. Sebagai bulan yang penuh berkah sudah seyogianya bagi perokok untuk mulai berusaha dalam berhenti merokok, dikarenakan sebulan penuh telah terbiasa tanpa rokok. 

Hendaknya begitulah seterusnya setelah berakhirnya bulan puasa ramadhan, mulailah dari mengurangi rokok secara perlahan sehingga bisa terbebas secara total. 

Jangan biarkan diri kita terus membinasakan diri secara perlahan melalui asap rokok yang masuk ke paru-paru. Merokok tidak ada hubungannya dengan gaya hidup untuk tampil keren, akan tetapi menjadi tampil keren adalah ketika kita bisa hidup sehat tanpa rokok.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun