Yamin Mohamad
Yamin Mohamad Guru

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Ramadhan, antara Pengendalian Diri dan Meningkatnya Kebutuhan

24 Maret 2023   16:13 Diperbarui: 25 Maret 2023   09:52 2860
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ramadhan, antara Pengendalian Diri dan Meningkatnya Kebutuhan
Ilustrasi- Ramadhan momen mengendalikan diri| Dok AP via Kompas.com

Anak sulungnya baru masuk tahun kedua di sebuah perguruan tinggi.

Dia pulang tiap Jumat atau Sabtu. Lalu kembali sore Minggu atau pagi Senin.

Dedi harus menyediakan uang belanja setiap kali anaknya pulang. Dia tampak tersenyum tetapi ada kesan getir. Dedi harus menyiapkan uang hari itu juga. Tidak banyak bagi mereka yang punya simpanan uang. Tapi baginya lima puluh ribu itu sangat berharga hari itu.

Dedi mendesah. Dia benar-benar bingung. Sudah beberapa orang teman dekatnya dia pinjami. Ada yang seratus ribu, seratus lima puluh ribu, sampai 300 ribu.

Sudah sebulan terakhir ini dia nyaris tidak bekerja. Sebagai tukang bangunan Dedi tidak setiap hari dapat menjual jasanya. Kalaupun ada hanya pekerjaan perbaikan kecil yang dapat diselesaikan dalam satu dua hari.

Pikiran Dedi melesat terbang bagai elang tengah mencari mangsa. Pikirannya adalah sepasang mata elang yang nanar menatap setiap sudut yang terbuka untuk memastikan tikus, anak ayam, atau kadal yang bisa disantap.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Memasuki gerbang Ramadhan tahun ini Dedi seperti sedang membawa anak-anak masuk ke toko mainan tanpa sepeser uang. Dompetnya kosong melompong.

"Terus bagaimana ini? Saya harus cari ke mana lagi? Kemarin saya ngutang sama Erna. Belum lagi buat persiapan makan sahur."

Dedi tersentak dari lamunannya. Dia menarik napas.

"Apa bedanya makan sahur dengan makan biasa? Sama saja," Dedi mengajukan pertanyaan dan menjawab sendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun