Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.
Bukber Anjuran Rasulullah SAW, Kebiasaan di Kampung dan Tuntutan Teman Lama
Ramadhan merupakan momentum yang tidak saja menjadi medium untuk meningkatkan ketaqwaan dan keimanan kepada Allah SWT. Bulan suci ini juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas hubungan sosial seseorang dengan sesama.
Ada sejumlah kesempatan yang memungkinkan terjalinnya hubungan sosial dalam bulan Ramadhan. Ritual shalat berjamaah lima waktu dan shalat tarawih bersama merupakan bentuk ibadah yang dapat meningkatkan intensitas perjumpaan dengan tetangga. Tadarrus bersama di masjid atau di surau merupakan cara lain membina interaksi sosial. Kebiasaan jalan pagi bersama-sama para lansia di kampung saya juga menjadi salah satu cara meningkatkan kualitas jalinan kebersamaan antar sesama.
Cara membangun hubungan yang sehat lainnya dalam bulan Ramadhan yaitu dengan buka bersama (bukber). Saya kira kita sepakat bahwa bukber identik dengan makan bersama saat bulan Ramadhan. Berdasarkan sejumlah hadits, makan bersama pada dasarnya telah dianjurkan sejak zaman Rasulullah SAW.
Hadits berikut ini berhubungan dengan makan bersama:
"Makanlah kalian secara bersama-sama, sesungguhnya keberkahan ada pada makan bersama." (HR Abu Dawud dan Ibnu Majah)
Hadits lainnya:
"Sebaik-baiknya makanan adalah makanan yang dimakan bersama-sama." (HR At-Tirmidzi)
Dua hadits di atas menjelaskan bahwa makan bersama merupakan anjuran Nabi SAW tetapi tidak diwajibkan. Dalam lingkup keluarga makan bersama sangat dianjurkan karena dapat meningkatkan keakraban, keterbukaan, dan meningkatkan jalinan kasih sayang antar anggota keluarga.
Dalam lingkup yang lebih luas makan bersama dapat memupuk nilai-nilai solidaritas sosial, rasa empati, saling mernghargai, dan membangun kebersamaan.
Dalam konteks Ramadhan, Rasulullah menganjurkan untuk memberi makan kepada orang-orang yang berpuasa. Sabda Nabi SAW, "Siapa saja yang memberi makan orang yang berpuasa, maka Allah akan memberikannya minum dari telaga Al-Kausar pada hari kiamat." (HR Ibnu Majah)
Anjuran Nabi SAW tersebut telah mendorong banyak masjid berlomba-lomba menyediakan makanan dan mengadakan buka bersama dalam bulan Ramadhan. Dikutip dari regional.kontan.co.id, masjid Istiqlal, misalnya, setiap tahun menyelenggarakan buka bersama dan menyediakan makanan gratis. Hal yang sama diselenggarakan Masjid Jakarta Islamic Centre menyediakan 500 sampai 700 porsi makanan gratis untuk bukber di masjid tersebut. (Sumber Kompas)
Di kampung saya bukber biasanya dilakukan saat seseorang berniat untuk melakukan syukuran kecil. Niat buka bersama yang utama biasanya untuk sedekah sambil meminta keberkahan. Pemilik hajatan akan mengundang tetangga menjelang maghrib untuk buka bersama. Sambil menunggu adzan Maghrib, buka bersama didahului dengan doa yang tidak lain bertujuan untuk meminta keberkahan.
Kegiatan tersebut sejalan dengan Sabda Nabi SAW, "Barangsiapa yang memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya dua pahala: pahala berpuasa dan pahala memberi makan." (HR Ahmad)
Undangan tersebut juga sebagai perwujudan dari hadits Nabi SAW tentang keberkahan dalam buka bersama. Nabi bersabda, "Berbukalah kalian bersama-sama, maka Allah akan memberikan keberkahan kepada kalian." (HR An-Nasa'i)
Buka bersama dewasa ini telah menjadi tren di berbagai kalangan. Buka bersama menjadi agenda rutin berbagai kelompok, keluarga besar, alumni, teman lama, komunitas perguruan tinggi, sampai para politisi. Tidak jarang pula bukber dilakukan sejumlah perusahaan untuk berbagi dan sebagai ruang promosi.
Bukber tidak lagi sekadar makan bersama. Bukber juga dirangkaikan dengan diskusi, pemberian santunan, atau kegiatan sosial lainnya. Tidak jarang pula bukber dilakukan sejumlah perusahaan untuk berbagi dan sebagai ruang promosi.
Apapun bentuk bukber di atas, secara umum bertujuan untuk meningkatkan kualitas hubungan sosial kita. Makan bersama saat berbuka puasa setidaknya dapat mempererat tali silaturahmi, mencairkan hubungan yang membeku, membuka komunikasi yang positif, dan kesempatan saling berbagi cerita atau pengalaman.
Bukber dengan banyak orang memang asyik tetapi akan lebih asyik jika buka bersama keluarga. Sejak masih remaja saya tergolong jarang berbuka di luar rumah. Kecuali saat-saat menjadi anak kos. Setelah berkeluarga dan beranak pinak, sejauh ini tidak pernah mengikuti bukber di luar rumah, kecuali udangan tetangga. Apalagi bukber bersama teman lama.
Bukber dengan teman lama sesekali mungkin perlu. Hal ini dapat menjadi kesempatan kepada seseorang untuk berkumpul, bernostalgia, dan mengenang masa lalu bersama teman lama. Pada bagian ini saya setuju. Hanya saja bukber itu sebaiknya dilakukan di rumah.
Jika sudah berkeluarga akan lebih afdol rasanya kalau saling berkunjung untuk melakukan bukber. Anda bisa mengundang teman lama bersama keluarganya untuk ikut bukber di rumah Anda. Hal ini tidak saja meminimalisir anggaran tetapi juga menjalin hubungan yang lebih dekat dengan keluarga teman lama.
Lombok Timur, 14 Maret 2024