Upgrade Skill Menulis Saat Ramadan
Ketika menulis buang jauh pikiran tentang kualitas tulisan. Singkirkan pikiran mengenai bagus tidaknya karya tulisan kita. Tulis saja terus apa yang ingin ditulis. Tidak ada piramida yang dibangun dalam waktu semalam. Butuh waktu bertahun tahun untuk menikmati indahnya piramida Mesir.
Artinya tidak ada ceritanya sekali menulis akan terbentuk tulisan yang baik. Butuh waktu dan pengalaman yang panjang agar kualitas tulisan seseorang menjadi enak untuk dibaca.
Dibutuhkan banyak waktu untuk membaca buku sebagai pengalaman. Karena semakin banyak pengalaman dan keilmuan seseorang akan mempengaruhi rasa tulisan.
Ibarat sebuah masakan, pengalaman dan referensi bacaan menentukan aroma, rasa, nilai sebuah tulisan. Asin pedasnya akan pas jika pengalaman dan keilmuan penulis mumpuni. Pembaca akan puas dan merasa enak ketika membaca hasil tulisan seorang penulis yang handal.
3. Sediakan waktu menulis.
Kebanyakan penulis pemula akan menulis jika memiliki waktu, nunggu sempat. Padahal aktivitas selama 24 jam sudah tersusun rapih. Habis melakukan aktivitas yang ini akan dilanjutkan dengan aktivitas berikutnya hingga tidur. Nyaris kebanyakan orang tidak punya waktu sama sekali untuk menulis.
Mana ada waktu buat menulis, sementara aku tidak punya pembantu di rumah. Waktuku di rumah habis untuk melayani anggota keluargaku. Setelah pekerjaan rumah selesai pun aku belum sempat pegang gawai. Pokonya banyak alasan untuk memiliki waktu menulis.
Solusinya adalah menyediakan waktu untuk menulis. Ambillah waktu dua jam sehari untuk menulis. Boleh ambil waktu pagi, siang ataupun malam. Kapan waktu yang tepat untuk menulis tanpa ada gangguan yang paling tahu diri kita sendiri.
Jika menulis hanya mengandalkan waktu sisa atau waktu sempat saja, maka hampir bisa dipastikan tidak punya waktu untuk menulis. Maka ia akan berhenti menjadi penulis karena keterbatasan waktu yang dibuat sendiri.
4. Mengikuti event menulis atau challenge
Banyak keuntungan jika mengikuti event menulis atau challenge. Setidaknya kita dibuat terpaksa untuk menulis. Sejauh pengalaman pribadi aku sendiri mengikuti challenge menulis menjadi lebih semangat ketika menulis. Apalagi ada iming-iming hadiah jika mampu menundukkan challenge.