mohamad bajuri
mohamad bajuri Guru

Tenaga pendidik di MTsN 3 Kebumen Jateng

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Upgrade Skill Menulis Saat Ramadan

3 April 2023   22:34 Diperbarui: 3 April 2023   23:09 814
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Upgrade Skill Menulis Saat Ramadan
Ilustrasi. Dokpri

Selamat malam Kompasianer. Semoga hari ini dalam kondisi baik-baik saja. Aamiin.

Bagaimana kabar juga sahabat muslimin yang mungkin baru pulang dari salat tarawih. Tidak terasa ya malam ini kita memasuki malam ke tiga belas Ramadan. Artinya kita sudah melampaui hari ke dua belas berpuasa di bulan yang penuh berkah ini.

Bulan Ramadan diyakini oleh umat Islam sebagai bulan suci, bulan mulia dan bulan penuh berkah. Berkah di sini bisa diartikan sebagai kebaikan yang bertambah kebaikannya. 

Pada bulan yang berkah ini bisa dijadikan momentum untuk meningkatkan kualitas ibadah. Ibadah tidak hanya melulu berupa salat, berinfak, berzakat,berpuasa atau berzikir. Bahkan menulis sesuatu yang bertujuan untuk menyampaikan pesan tentang kebaikan/manfaat bisa dikategorikan sebagai ibadah. Asalkan ketika menulis disertai dengan niat untuk beribadah karena Allah.

Menurut penulis meningkatkan skill menulis pada bulan Ramadan sangatlah mendukung. Setidaknya suasana Ramadan menyokong penulis untuk meningkatkan bakatnya. Hal ini bisa dilihat dari jam kerja yang berkurang dibanding pada luar Ramadan. Ada tambahan waktu sehingga masa menulis memiliki rentang lebih lama.

Bagaimana caranya agar skill menulis bisa meningkat? Adakah program atau event menulis yang digelar saat Ramadan?  

Berdasarkan pengalaman mengikuti WAG kepenulisan banyak cara untuk mengupgrage skill menulis. Dari berbagai sumber aku akan merangkum beberapa cara untuk meningkatkan skill menulis, diantaranya adalah :

1. Menulis setiap hari. 

Usahakan menulis setiap hari walau hanya beberapa kata. Untuk memulai menulis maka tulislah sesuatu yang paling disukai,paling diketahui. Tidak usah muluk-muluk menulis sesuatu yang harus memiliki nilai yang besar manfaatnya. Menulis kegiatan sehari-hari yang dialami pribadi selama dua puluh empat jam itu sudah merupakan sesuatu yang luar biasa. 

2. Jangan berpikir tulisan kita jelek. 

Ketika menulis buang jauh pikiran tentang kualitas tulisan. Singkirkan pikiran mengenai bagus tidaknya karya tulisan kita. Tulis saja terus apa yang ingin ditulis. Tidak ada piramida yang dibangun dalam waktu semalam. Butuh waktu bertahun tahun untuk menikmati indahnya piramida Mesir. 

Artinya tidak ada ceritanya sekali menulis akan terbentuk tulisan yang baik. Butuh waktu dan pengalaman yang panjang agar kualitas tulisan seseorang menjadi enak untuk dibaca. 

Dibutuhkan banyak waktu untuk membaca buku sebagai pengalaman. Karena semakin banyak pengalaman dan keilmuan seseorang akan mempengaruhi rasa tulisan.

Ibarat sebuah masakan, pengalaman dan referensi bacaan menentukan aroma, rasa, nilai sebuah tulisan. Asin pedasnya akan pas jika pengalaman dan keilmuan penulis mumpuni. Pembaca akan puas dan merasa enak ketika membaca hasil tulisan seorang penulis yang handal.

3. Sediakan waktu menulis.

Kebanyakan penulis pemula akan menulis jika memiliki waktu, nunggu sempat. Padahal aktivitas selama 24 jam sudah tersusun rapih. Habis melakukan aktivitas yang ini akan dilanjutkan dengan aktivitas berikutnya hingga tidur. Nyaris kebanyakan orang tidak punya waktu sama sekali untuk menulis.

Mana ada waktu buat menulis, sementara aku tidak punya pembantu di rumah. Waktuku di rumah habis untuk melayani anggota keluargaku. Setelah pekerjaan rumah selesai pun aku belum sempat pegang gawai. Pokonya banyak alasan untuk memiliki waktu menulis.

Solusinya adalah menyediakan waktu untuk menulis. Ambillah waktu dua jam sehari untuk menulis. Boleh ambil waktu pagi, siang ataupun malam. Kapan waktu yang tepat untuk menulis tanpa ada gangguan yang paling tahu diri kita sendiri.

Jika menulis hanya mengandalkan waktu sisa atau waktu sempat saja, maka hampir bisa dipastikan tidak punya waktu untuk menulis. Maka ia akan berhenti menjadi penulis karena keterbatasan waktu yang dibuat sendiri.

4. Mengikuti event menulis atau challenge

Banyak keuntungan jika mengikuti event menulis atau challenge. Setidaknya kita dibuat terpaksa untuk menulis. Sejauh pengalaman pribadi aku sendiri mengikuti challenge menulis menjadi lebih semangat ketika menulis. Apalagi ada iming-iming hadiah jika mampu menundukkan challenge. 

Mengikuti challenge menulis juga akan menambah wawasan dan pengalaman, di mana hal ini tidak didapat jika tidak mengikutinya. Biasanya challenge menulis memberikan tantangan menulis dengan berbagai macam tema yang berbeda setiap hari. Hal ini merangsang penulis untuk membaca referensi dari berbagai sumber untuk menundukkan tantangan itu. Karena seorang penulis akan membaca dulu sebelum ia memutuskan untuk menulisnya, agar tulisannya sesuai dengan apa yang diinginkan.

Mengikuti challenge menulis akan membawa pada komunitas baru penulis dari berbagai daerah. Mereka sangat beragam umur, pengalaman, keilmuan, pekerjaan. Tergabung dalam satu grup memungkinkan seseorang untuk saling mengenal. Dari perkenalan inilah akan terjadi sharing pendapat dan pengalaman sesama penulis. Tukar pikiran pengalaman akan membuat seseorang menjadi lebih matang dan dewasa. Pengalaman dan tingkat kedewasan penulis akan turut menentukan bijak tidaknya sebuah tulisan.

Banyak event menulis di blog Kompasiana.com jika ingin menguprgrade skill menulis pada bulan Ramadan. Why not tidak ikutan? Ayo ikuti program samber thr, THR 2023 dan masih banyak lagi.

Demikian paparan singkat cara mengupgrade skill menulis pada bulan Ramadan. Harapan penulis tulisan ini bisa memberikan manfaat. Semoga pembaca bisa memberikan krtik dan saran yang membangun agar tulisan ini dapat lebih baik lagi. Tulis saran dan kritik di kolom komentar. Oke. 

Salam literasi dan selamat malam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun