Eloknya Halal Bihalal Idul Fitri Keluarga Besar
Acara Halal Bihalal Idul Fitri 1445 H untuk keluarga besar Darmowiyoto yang diselenggarakan pada tanggal 20 April 2024 bertempat di Cibubur tepatnya rumah Dr. dr. Slamet Budiarto, SH, MH.Kes. bersama istrinya dokter spesialis mata yakni dr. Vetty Rositawati, Sp.M.
Dr. Slamet Budiarto yang merupakan Ketua Umum IDI terpilih untuk periode 2025-2028 selaku penyelenggara Halal Bihalal menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas kehadiran keluarga besar Darmowiyoto.
Dr. Slamet menyampaikan bahwa turut hadir pada acara silaturahim dan halalbihalal diantaranya eyang Alief Sudarmono dari Kendal, kakak-kakak seperti: keluarga Dyah Wuryaningtyas, Mohamad Endy Yulianto, Ratna Martantiana dan kakak adik serta keponakan dari berbagai kota di Indonesia. Acara yang digelar setiap tahun ini merupakan kegiatan rutin yang sangat berarti untuk bersilaturahim dan bermanfaat bagi kita untuk saling maaf memaafkan atas segala kesalahan dan kealpaan.
Adapun acara Halal Bihalal ini meliputi: pembukaan, pembacaan ayat suci Al-Quran dan terjemahannya, sambutan dan tausiyah keagamaan, doa bersama, halal bihalal dengan berjabat tangan, ramah tamah dan hiburan serta penutup. Pembacaan ayat suci Al-Quran surah Ali Imran ayat 133 sampai ayat 136 oleh Mohammad najib Fitrianto yang diikuti terjemahannya oleh Anisa Fibria Imbriaksi, terang Dr. Slamet.
Sementara itu, sambutan dan tausiyah keagamaan serta doa bersama disampaikan oleh Dr. dr. Slamet Budiarto, SH, MH.Kes.
Setelah satu bulan penuh kita menunaikan ibadah puasa Ramadhan, kita dapat silaturahim dalam suasana halal bihalal penuh kebahagiaan, suka cita, penuh keberkahan dan yang lebih penting dari itu adalah bahwa kita telah memperoleh kemenangan melawan hawa nafsu kita selama kita berpuasa Ramadhan; tutur Dr. Slamet.
Dr. Slamet menjelaskan bahwa makna dalam surah Ali Imran ayat 133-136 diantarnya orang-orang yang mampu berbagi kepada sesama, baik dalam keadaan lapang ataupun dalam keadaan susah, mampu menahan amarahnya, mampu memaafkan orang lain yang telah berbuat salah kepadanya, jika terjatuh dalam kesalahan atau kemaksiatan segera bertobat kepada Allah dan orang-orang yang menjaga dirinya agar tidak terjatuh pada kesalahan yang sama untuk kedua kalinya.
Dr. Slamet juga menyampaikan kutipan dari sebuah hadits dikatakan bahwa sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Sudah sepantasnya sebagai manusia kita saling membantu dan berguna bagi satu sama lain.
Sebagai manusia biasa kita tidak pernah luput dari kesalahan dan kealpaan. Jika kita berbuat dosa maka kepada Allah SWT kita memohon ampunannya. Namun jika kita melakukan kekhilafan atau kelalaian kepada sesama manusia maka sudah selayaknya kita meminta maaf secara langsung kepadanya, tutup Dr. Slamet.