Ta'jil Masih Ada
Pemberlakuan Sosial Berskala Besar sudah diberlakukan terutama di kota-kota besar. Dampak terasa oleh masyarakat didalamnya tidak bisa kemana. Ingin belanja waktu dibatasi antara jam sekian sampai jam sekian. Hidup seolah seperti burung merpati dalam sangkar. Bisa terbang, makan hanya diarea itu saja.
Burung merpati itu mungkin tertawa apa yang dulu dirasakan sekarang tuannya ikut merasakan Terbang kemana mana tidak bisa yang ada jeruji melingkar dalam sangkar. Betapa hidup membosankan bagi sebagian burung terbiasa terbang lepas. Anehnya pada saat seperti ini burung dilepas masih berputar ingin kembali dalam sangkar. Kebiasaan makan minum siap saji setiap hari melekat pada nulari burung tersebut.
Kebiasaan seperti itu terjadi pada diri manusia sebagian besar. Pada saat zona zaman diganggu atau diusik oleh orang lain maka dia akan mempertahankan diri. Berjuang bahkan mengumpulkan rekan rekannya mempertahankan posisi sekarang ini. Kebiasaan mengajar menggunakan tradisional dirasa cukup ngapin memakai teknologi segala. Keadaan seperti itu berlanjut dan berlangsung lama. Pemerintah sendiri kesulitan mengubah gaya belajar guru.
Tiba pada masanya segalanya berubah tanpa harus dipaksa mereka merubah diri sendiri. Keadaan membuat mereka mau tidak mau harus menyesuaikan situasi dan kondisi kalau tetap ingin jadi guru. Semua pengajaran berbasis teknologi pelan pelan mereka pelajari walau hanya sebatas watsapp. Pelaporan setiap hari apa yang mereka kerjakan dilaporkan menggunakan teknologi. Dari sinilah kita baru merasakan sesuatu yang baru pada dunia pendidikan.
Demikian juga para pedang bulan suci Ramadhan merupakan berkah tersendiri bagi mereka. Penjual dagangan siap saji bertebaran di sepanjang jalan. Mereka menjual dagangannya mulai jam 15.00 WIB sampai selesai. Menjual dagangan Ta'jil di musim bulan suci Ramadhan merupakan tradisi sepanjang tahun.
Ta'jil hanya ada pada bulan suci Ramadhan diberikan kepadanya orang berbuka puasa. Kata Ta'jil berkembang dari hanya diberikan pada saat berbuka diberikan juga pada orang orang sedang membaca kitab suci di bulan Ramadhan oleh orang mampu. Warga di sekitar masjid atau musholla di data oleh ta'mair masjid kemudian di buatkan jadwal selama bulan suci Ramadhan
Dalam beberapa tahun sekarang ini berkembang menjadi dijual beli. Dengan label "Ta'jil" harga sekian ribu rupiah. Sebelum terjadi virus corona disepanjang jalan biasanya ada relawan membagi bagikan Ta'jil secara gratis saat menjelang berbuka.
Pembatasan hanya daerah zona merah sedangkan daerah lain tidak diberlakukan menjadikan orang berfikir dua kali lipat. Satu sisi kita harus menghargai penjual sisi lain kita harus menjaga agar virus corona tidak menyebar.
Apa yang harus kita lakukan dalm kondisi seperti ini
1. Tetap menjaga kebersihan
2. Gunakan masker jika keluar rumah
3. Mencuci tangan setelah kita keluar
4. Membaca situasi dilingkungan kita masing-masing. Jika ada yang terkena virus corona dalam lingkungan kita maka lebih baik makan menu makanan sendiri.
Ta'jil biarlah berlalu dengan hingar-bingar penjual dan pembeli. Kita sadarkan diri sendiri keluarga dan lingkungan di sekitar kita. Semoga kita mampu menjalankan ibadah di bulan suci Ramadhan dengan hati ikhlas.