Muhamad Ali
Muhamad Ali Full Time Blogger

Hello there! I'm a passionate content creator, avid blogger, and video enthusiast based in Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Cerpen: Berbagi Toleransi di Bulan Ramadan

31 Maret 2024   14:35 Diperbarui: 31 Maret 2024   14:36 1951
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen: Berbagi Toleransi di Bulan Ramadan
Ilustrasi Berbagi Takjil (Foto: pwmu.co)

Di sebuah kota kecil yang dikelilingi oleh perbukitan hijau, hiduplah dua tetangga, Aisyah dan Fatima. Mereka telah menjadi sahabat sejak masa kecil, meskipun memiliki keyakinan dan tradisi yang berbeda. Aisyah, seorang muslim yang taat, sedangkan Fatima adalah seorang Kristen yang gigih.

Setiap tahun saat Ramadan tiba, suasana di kota kecil itu berubah. Meskipun mayoritas penduduknya muslim, toleransi dan saling pengertian antar-umat beragama tetap menjadi kunci harmoni di sana. Aisyah dan Fatima adalah contoh nyata dari bagaimana kedua agama bisa hidup berdampingan dalam perdamaian dan persahabatan.

Ramadan adalah bulan yang penuh berkah bagi umat muslim. Selama bulan ini, umat muslim berpuasa dari fajar hingga senja, menahan lapar, dahaga, dan hawa nafsu sebagai bentuk ibadah dan pengendalian diri. Berbuka puasa menjadi momen yang dinanti-nantikan setiap hari, di mana umat muslim berkumpul bersama keluarga dan teman-teman untuk memecahkan puasa.

Aisyah, sebagai seorang muslim yang taat, selalu menjalankan ibadah puasa dengan penuh keikhlasan dan semangat. Dia menghabiskan sebagian besar waktu siangnya di masjid, berdoa dan membaca Al-Quran. Namun, selain menjalankan ibadah, Aisyah juga memiliki kebiasaan lain yang menggembirakan: membuat takjil untuk berbuka puasa.

Takjil adalah hidangan ringan yang disajikan untuk memecahkan puasa, biasanya berupa makanan manis atau minuman segar. Aisyah sangat mahir dalam membuat takjil tradisional, seperti kolak, es buah, dan kue kering. Dia percaya bahwa berbagi takjil adalah salah satu cara terbaik untuk meningkatkan kebersamaan dan memperkuat hubungan dengan sesama.

Fatima, di sisi lain, adalah seorang wanita Kristen yang bekerja sebagai guru di sekolah lokal. Dia tidak menjalankan puasa Ramadan, tetapi dia selalu menghormati tradisi dan keyakinan Aisyah. Mereka sering berbincang tentang agama dan budaya masing-masing, saling bertukar cerita, dan mendukung satu sama lain dalam kehidupan sehari-hari.

Suatu hari, di awal bulan Ramadan, Aisyah memutuskan untuk membuat takjil tradisional, kue kering, yang disukai oleh banyak orang. Dia memasak dengan penuh semangat, menyadari bahwa takjil ini tidak hanya akan menyegarkan dirinya sendiri saat berbuka puasa, tetapi juga bisa dibagikan kepada tetangga dan teman-teman yang membutuhkan.

Keesokan harinya, saat waktu berbuka puasa tiba, Aisyah membawa takjil yang telah dia buat ke luar rumahnya. Dia menemui Fatima yang sedang duduk di teras rumahnya sambil membaca buku. Dengan senyum ramah, Aisyah menawarkan takjil tersebut kepada Fatima.

"Fatima, saya membuat takjil untuk berbuka puasa hari ini. Inginkah kamu mencicipinya?" kata Aisyah sambil tersenyum hangat.

Fatima terkejut dengan tawaran itu, tetapi dia menerima dengan senang hati. Dia mengucapkan terima kasih kepada Aisyah sambil memandang takjil tersebut dengan penuh rasa ingin tahu. Setelah mencicipi takjil itu, Fatima menyatakan bahwa rasanya luar biasa dan dia sangat menghargai gestur baik dari Aisyah.

Sejak saat itu, Aisyah dan Fatima mulai berbagi takjil setiap hari selama bulan Ramadan. Mereka menikmati momen berbuka puasa bersama, berbagi cerita, dan saling mendukung dalam perjalanan spiritual mereka masing-masing. Meskipun memiliki perbedaan keyakinan, toleransi dan persahabatan mereka tetap kokoh.

Di akhir bulan Ramadan, Aisyah dan Fatima menyadari bahwa hubungan mereka tidak hanya berdasarkan keyakinan, tetapi juga atas dasar persahabatan yang tulus dan saling pengertian. Mereka merayakan Idul Fitri bersama-sama, dengan saling mendoakan yang terbaik untuk masa depan mereka.

Dari cerita tentang Aisyah dan Fatima, kita belajar bahwa toleransi adalah kunci untuk membangun hubungan yang harmonis di tengah perbedaan. Dalam bulan Ramadan, di mana nilai-nilai seperti kebaikan, kedermawanan, dan pengertian sangat ditekankan, berbagi takjil adalah salah satu cara yang indah untuk menunjukkan toleransi dan kebersamaan dalam masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun