Saya menjadi penulis sejak tahun 2019, pernah bekerja sebagai freelancer penulis artikel di berbagai platform online, saya lulusan S1 Teknik Informatika di Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh Tahun 2012.
Mudik dan Tradisi: Saat Kota Besar Sepi, Kampung Menjadi Surga Kebahagiaan

Lebaran selalu menjadi momen yang dinantikan oleh umat Muslim di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Hari raya ini bukan sekadar perayaan kemenangan setelah sebulan berpuasa, tetapi juga menjadi ajang untuk mempererat tali silaturahmi, memaafkan kesalahan, dan berbagi kebahagiaan dengan sesama.
Di Indonesia, Lebaran memiliki nuansa yang sangat khas. Dari gema takbir yang berkumandang sejak malam hari, tradisi mudik yang menggerakkan jutaan orang pulang ke kampung halaman, hingga momen berkumpul bersama keluarga menikmati hidangan khas Lebaran.
Suasana penuh suka cita terasa di setiap sudut negeri, terutama di kampung-kampung yang mendadak ramai oleh kepulangan para perantau.
Namun, di balik kemeriahan itu, ada fenomena menarik yang selalu terjadi setiap tahun: kota-kota besar yang biasanya padat dan sibuk mendadak berubah menjadi sunyi.
Jalan-jalan yang biasanya macet menjadi lengang, pusat perbelanjaan lebih sepi, dan hiruk-pikuk aktivitas kota seolah berhenti sejenak. Sementara itu, desa dan kampung yang biasanya tenang justru menjadi pusat kebahagiaan, dipenuhi canda tawa keluarga yang berkumpul kembali.
Lebaran di Indonesia bukan hanya tentang perayaan keagamaan, tetapi juga tentang tradisi yang terus hidup dan diwariskan dari generasi ke generasi.
Momen ini menjadi simbol kuatnya nilai kekeluargaan dan pentingnya menjaga hubungan sosial, sesuatu yang semakin terasa berharga di tengah kehidupan modern yang semakin individualistis.
Mudik: Sebuah Ritual Tahunan yang Sakral
Mudik bukan sekadar perjalanan pulang ke kampung halaman, tetapi juga simbol dari kerinduan dan penghormatan kepada orangtua serta sanak saudara.
Bagi banyak perantau, mudik adalah perjalanan emosional yang membawa mereka kembali ke akar, ke tempat di mana mereka tumbuh dan belajar tentang kehidupan.
Bercerita +SELENGKAPNYA
Ketemu di Ramadan

Selain buka puasa bersama, Kompasiana dan teman Tenteram ingin mengajak Kompasianer untuk saling berbagi perasaan dan sama-sama merefleksikan kembali makna hari raya.
Info selengkapnya: KetemudiRamadan2025