Muhammad Dahron
Muhammad Dahron Freelancer

Saya menjadi penulis sejak tahun 2019, pernah bekerja sebagai freelancer penulis artikel di berbagai platform online, saya lulusan S1 Teknik Informatika di Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh Tahun 2012.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Mudik dan Tradisi: Saat Kota Besar Sepi, Kampung Menjadi Surga Kebahagiaan

31 Maret 2025   12:10 Diperbarui: 31 Maret 2025   17:55 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mudik dan Tradisi: Saat Kota Besar Sepi, Kampung Menjadi Surga Kebahagiaan
Warga bersalaman saat mengikuti acara silaturahim lintas agama dalam perayaan Idul Fitri 1443 Hijriah di Dusun Tekelan, Desa Batur, Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Senin (2/5/2022). (ANTARA FOTO/Aji Styawan via Kompas.com)

Lebaran selalu menjadi momen yang dinantikan oleh umat Muslim di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Hari raya ini bukan sekadar perayaan kemenangan setelah sebulan berpuasa, tetapi juga menjadi ajang untuk mempererat tali silaturahmi, memaafkan kesalahan, dan berbagi kebahagiaan dengan sesama.

Di Indonesia, Lebaran memiliki nuansa yang sangat khas. Dari gema takbir yang berkumandang sejak malam hari, tradisi mudik yang menggerakkan jutaan orang pulang ke kampung halaman, hingga momen berkumpul bersama keluarga menikmati hidangan khas Lebaran. 

Suasana penuh suka cita terasa di setiap sudut negeri, terutama di kampung-kampung yang mendadak ramai oleh kepulangan para perantau.

Namun, di balik kemeriahan itu, ada fenomena menarik yang selalu terjadi setiap tahun: kota-kota besar yang biasanya padat dan sibuk mendadak berubah menjadi sunyi. 

Jalan-jalan yang biasanya macet menjadi lengang, pusat perbelanjaan lebih sepi, dan hiruk-pikuk aktivitas kota seolah berhenti sejenak. Sementara itu, desa dan kampung yang biasanya tenang justru menjadi pusat kebahagiaan, dipenuhi canda tawa keluarga yang berkumpul kembali.

Lebaran di Indonesia bukan hanya tentang perayaan keagamaan, tetapi juga tentang tradisi yang terus hidup dan diwariskan dari generasi ke generasi. 

Momen ini menjadi simbol kuatnya nilai kekeluargaan dan pentingnya menjaga hubungan sosial, sesuatu yang semakin terasa berharga di tengah kehidupan modern yang semakin individualistis.

Mudik: Sebuah Ritual Tahunan yang Sakral

Mudik bukan sekadar perjalanan pulang ke kampung halaman, tetapi juga simbol dari kerinduan dan penghormatan kepada orangtua serta sanak saudara. 

Bagi banyak perantau, mudik adalah perjalanan emosional yang membawa mereka kembali ke akar, ke tempat di mana mereka tumbuh dan belajar tentang kehidupan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

Nunggu Bedug Makin Seru di Bukber Kompasianer

Selain buka puasa bersama, Kompasiana dan teman Tenteram ingin mengajak Kompasianer untuk saling berbagi perasaan dan sama-sama merefleksikan kembali makna hari raya.

Info selengkapnya: KetemudiRamadan2025

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun