Muhammad Surya Bhaskara
Muhammad Surya Bhaskara Mahasiswa

Saya adalah masyarakat yang hidup di perbatasan negara Indonesia yang memiliki impian dan harapan yang tinggi untuk kemajuan. Saya pernah bersekolah 3 S ( SD, SMP, SMA ) di Natuna lalu melanjutkan kuliah di perguruan tinggi tercintaa Institut Pemerintahan dalam Negeri ( IPDN ), kemudian tidak lama melanjutkan ke jenjang Magister Pertahanan prodi Peace and Conflict Resolution di Unhan RI. Tulisan saya ini sebagai bentuk penyaluran pemikiran saya dan tentunya sebagai sarana belajar saya dalam menulis.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Rahasia Doa di Malam Lailatul Qadar: Kisah Seorang Pencari Mimpi

7 April 2024   06:09 Diperbarui: 7 April 2024   06:16 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rahasia Doa di Malam Lailatul Qadar: Kisah Seorang Pencari Mimpi
Generate by AI

Refleksi Hati Perjalanan Menemukan Cahaya

Oleh: Bhaskara

Di tengah keheningan malam yang mendalam, terdapat sebuah rahasia yang hanya dapat terungkap kepada mereka yang berani mengejar mimpi-mimpi yang tampaknya mustahil. Saya, Bhaskara, penulis kisah ini, ingin berbagi pengalaman saya tentang kekuatan doa dan keajaiban malam Lailatul Qadar, malam yang memberikan harapan baru bagi pencari mimpi.

Mimpi yang Tampak Mustahil

Sebagai anak pertama dari empat bersaudara, saya merasakan beban tanggung jawab yang besar. Orang tua saya selalu mengingatkan bahwa saya harus menjadi contoh yang baik bagi adik-adik saya. Mereka berharap saya dapat menjadi panutan, sumber kekuatan, dan pengganti mereka dalam menghadapi berbagai tantangan hidup. Namun, jalan menuju mimpi itu tidak mudah. Saya menghadapi banyak rintangan dan tantangan yang membuat saya hampir putus asa.

Perjalanan Menemukan Cahaya

Pada awalnya, saya hanyalah siswa biasa yang tidak terlalu menonjol baik secara akademik maupun non-akademik. Namun, sebuah nasihat dari ayah saya mengubah pandangan saya terhadap hidup, 

"Hidup adalah pilihan, semua orang dilahirkan sama namun tidak semua menjalani pilihan yang sama. Maka pilihlah jalan yang sukar lagi terjal, maka di situlah letak keberhasilan." 

Dengan semangat baru, saya bertekad untuk meraih prestasi yang lebih tinggi, meskipun pada awalnya terasa seperti mimpi di siang bolong. Saya mulai mengubah cara saya dengan pendekatan yang lebih spiritual, melalui doa dan ibadah, terutama di bulan Ramadhan.

Malam Lailatul Qadar: Titik Balik

Bulan Ramadhan membawa harapan baru dalam hidup saya. Malam Lailatul Qadar, yang dianggap sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan, menjadi titik balik dalam perjuangan saya. Saya memanfaatkan malam ini untuk berdoa dengan sepenuh hati, memohon kepada Allah agar cita-cita saya dapat terwujud. Saya percaya bahwa pada malam ini, doa-doa kita memiliki kekuatan yang luar biasa untuk mencapai apa yang kita inginkan.

Keajaiban yang Terjadi

Melalui doa dan usaha yang tak kenal lelah, saya mulai melihat keajaiban terjadi dalam hidup saya. Dari seorang siswa biasa, saya berhasil meraih prestasi yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Saya berhasil menjadi juara 1 dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) bidang komputer tingkat kabupaten, sebuah pencapaian yang luar biasa bagi saya. Keberhasilan ini membuka mata saya bahwa tidak ada yang mustahil jika kita berusaha dan berdoa dengan sungguh-sungguh.

Menghadapi Tantangan Baru

Setelah keberhasilan di OSN, saya dihadapkan pada tantangan baru, yaitu mendaftar di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN). Persaingan yang ketat dan tingginya persyaratan membuat saya merasa ragu. Namun, saya ingat kembali pada prinsip yang telah saya pegang teguh, yaitu berdoa dan berusaha semaksimal mungkin. Saya menerapkan pola yang sama seperti saat saya berjuang di OSN, yaitu beribadah dan berdoa di sepertiga malam pada 10 malam terakhir bulan Ramadhan, terutama pada malam-malam ganjil.

Perjuangan Menuju IPDN

Proses seleksi IPDN adalah salah satu momen paling menegangkan dalam hidup saya. Saya harus bersaing dengan ribuan kandidat lainnya dari seluruh Indonesia. Namun, saya tidak membiarkan rasa takut dan keraguan menguasai diri saya. Saya terus berdoa dan mempersiapkan diri sebaik mungkin, percaya bahwa Allah akan memberikan yang terbaik untuk saya.

Ketika pengumuman hasil seleksi tiba, saya merasakan campuran antara ketegangan dan harapan. Nama saya tidak muncul di daftar awal, dan untuk sesaat, saya merasa kecewa. Namun, tak lama kemudian, seorang teman mengabarkan bahwa saya berada di posisi kedua. Perasaan lega dan kebahagiaan menyelimuti diri saya. Saya tidak percaya bahwa mimpi saya untuk belajar di IPDN akhirnya menjadi kenyataan.

Refleksi dan Syukur

Kisah perjuangan saya menuju IPDN adalah bukti bahwa doa dan usaha keras dapat mengubah mimpi yang tampaknya mustahil menjadi kenyataan. Malam Lailatul Qadar telah memberikan saya kekuatan untuk terus berjuang dan percaya pada keajaiban. Saya bersyukur kepada Allah atas semua berkah dan pelajaran hidup yang telah Dia berikan kepada saya.

Pesan untuk Para Pencari Mimpi

Saya ingin menyampaikan pesan kepada semua orang yang sedang berjuang untuk mewujudkan mimpi-mereka. Jangan pernah menyerah, teruslah berdoa dan berusaha. Gunakan momen-momen spesial seperti malam Lailatul Qadar untuk memperkuat doa dan niat Anda. Ingatlah bahwa Allah selalu mendengarkan doa hamba-Nya, dan dengan keimanan yang kuat, tidak ada yang mustahil.

Semoga kisah saya dapat menjadi sumber inspirasi bagi Anda untuk terus berjuang dan berdoa. Ingatlah bahwa setiap usaha keras dan doa yang tulus akan mendapatkan balasannya pada waktunya. Teruslah berusaha, berdoa, dan percaya pada keajaiban yang dapat terjadi dalam hidup Anda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun