Saya adalah masyarakat yang hidup di perbatasan negara Indonesia yang memiliki impian dan harapan yang tinggi untuk kemajuan. Saya pernah bersekolah 3 S ( SD, SMP, SMA ) di Natuna lalu melanjutkan kuliah di perguruan tinggi tercintaa Institut Pemerintahan dalam Negeri ( IPDN ), kemudian tidak lama melanjutkan ke jenjang Magister Pertahanan prodi Peace and Conflict Resolution di Unhan RI. Tulisan saya ini sebagai bentuk penyaluran pemikiran saya dan tentunya sebagai sarana belajar saya dalam menulis.
Puasa, Jembatan Menuju Kedamaian Batin dan Penyejuk Gejolak Emosi
Puasa, khususnya dalam konteks Ramadan, menawarkan lebih dari sekadar praktik keagamaan. Ini adalah sarana untuk pengendalian diri, peningkatan kesabaran, dan pembersihan jiwa.
Dengan memanfaatkan potensi puasa untuk meredam amarah dan menenangkan gejolak emosi, kita dapat membangun jembatan menuju kedamaian batin dan mewujudkan keharmonisan dalam kehidupan sosial.
Mari kita jadikan puasa sebagai momen untuk mengasah kebijaksanaan dalam mengelola emosi dan memelihara kedamaian di tengah perbedaan dan konflik yang ada.
Referensi:
Afifi, Z. E. M. (2010). Fasting in Islam as a model for a healthy lifestyle. Human Ecology, 18(2), 9-14.
El-Alfy, D., & El-Sayad, G. (2011). The effect of fasting in Ramadan on aggression of adolescents. Journal of Applied Sciences Research, 7(12), 2289-2296.
Hussain, S., Malik, F., & Hameed, A. (2012). Exploring health outcomes by fasting during Ramadan. Journal of Fasting and Health, 1(1), 37-42.