Muhammad Zaki
Muhammad Zaki Mahasiswa

Saya adalah seorang penulis lepas yang senang berbagi cerita, pengalaman, dan pemikiran melalui tulisan. Dengan latar belakang pendidikan dalam bidang jurnalistik, saya telah mengeksplorasi berbagai topik mulai dari kisah inspiratif, opini tentang isu sosial dan politik, hingga ulasan tentang film dan buku. Minat: Saya tertarik pada beragam topik, namun terutama dalam hal kehidupan sehari-hari, kisah perjalanan, seni budaya, bahasa, pendidikan, teknologi Dll. Saya juga gemar menulis tentang pengembangan diri dan hal-hal yang dapat memberi inspirasi kepada pembaca. Pengalaman: Selain menulis untuk Kompasiana, saya juga telah berkontribusi dalam beberapa tulisan seperti penulisan essay dan artikel ilmiah di berbagai konferensi. Saya percaya bahwa tulisan-tulisan saya dapat memberikan sudut pandang yang berbeda dan memicu diskusi yang berarti di kalangan pembaca. Tujuan: Melalui tulisan-tulisan saya, saya berharap dapat menginspirasi dan memberikan wawasan baru kepada pembaca. Saya ingin menjadi bagian dari komunitas penulis yang aktif berdiskusi dan saling mendukung di Kompasiana. Kontak: Jika Anda tertarik untuk berkolaborasi atau berdiskusi lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi saya melalui email mzaki011102@gmail.com atau melalui pesan pribadi di Kompasiana. Terima kasih telah mengunjungi profil saya!

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Mokel: Diam-Diam Membatalkan Puasa dan Risiko di Baliknya

20 Maret 2024   08:54 Diperbarui: 20 Maret 2024   09:00 635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mokel: Diam-Diam Membatalkan Puasa dan Risiko di Baliknya
Apa Itu Mokel? (Dokpri)

Artinya: "Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan dusta serta jahil, maka Allah tidak membutuhkan dia meninggalkan makan dan minumnya."

Dari dalil-dalil tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa orang yang mokel akan mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan Allah SWT. Hukuman bagi mereka tergantung pada kesadaran dan ketakwaan individu dalam menjalankan perintah Allah SWT.

Dengan demikian, fenomena mokel tidak hanya menjadi perhatian di kalangan anak muda, tetapi juga memunculkan refleksi mendalam tentang pentingnya kejujuran, ketakwaan, dan kesadaran dalam menjalankan ibadah puasa Ramadan. Dalam menanggapi fenomena ini, pendekatan yang bijak adalah dengan meningkatkan kesadaran spiritual, edukasi agama, serta pembinaan karakter yang kokoh dalam menjalankan ibadah dengan tulus dan ikhlas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun