Muhammad Zaki
Muhammad Zaki Mahasiswa

Saya adalah seorang penulis lepas yang senang berbagi cerita, pengalaman, dan pemikiran melalui tulisan. Dengan latar belakang pendidikan dalam bidang jurnalistik, saya telah mengeksplorasi berbagai topik mulai dari kisah inspiratif, opini tentang isu sosial dan politik, hingga ulasan tentang film dan buku. Minat: Saya tertarik pada beragam topik, namun terutama dalam hal kehidupan sehari-hari, kisah perjalanan, seni budaya, bahasa, pendidikan, teknologi Dll. Saya juga gemar menulis tentang pengembangan diri dan hal-hal yang dapat memberi inspirasi kepada pembaca. Pengalaman: Selain menulis untuk Kompasiana, saya juga telah berkontribusi dalam beberapa tulisan seperti penulisan essay dan artikel ilmiah di berbagai konferensi. Saya percaya bahwa tulisan-tulisan saya dapat memberikan sudut pandang yang berbeda dan memicu diskusi yang berarti di kalangan pembaca. Tujuan: Melalui tulisan-tulisan saya, saya berharap dapat menginspirasi dan memberikan wawasan baru kepada pembaca. Saya ingin menjadi bagian dari komunitas penulis yang aktif berdiskusi dan saling mendukung di Kompasiana. Kontak: Jika Anda tertarik untuk berkolaborasi atau berdiskusi lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi saya melalui email mzaki011102@gmail.com atau melalui pesan pribadi di Kompasiana. Terima kasih telah mengunjungi profil saya!

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Mitos atau Fakta? Menelan Ludah Ketika Puasa Apakah Batal?

20 Maret 2024   16:24 Diperbarui: 20 Maret 2024   16:31 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mitos atau Fakta? Menelan Ludah Ketika Puasa Apakah Batal?
Menelan Ludah Ketika Puasa Apakah Batal ?

Bulan Ramadan telah tiba, dan umat Muslim di seluruh dunia memulai ibadah puasa sebagai bagian dari ketaatan mereka kepada Allah SWT. Namun, di tengah praktik ibadah ini, muncul pertanyaan yang menarik perhatian banyak orang: apakah menelan ludah membatalkan puasa? Kompasiana menyajikan penjelasan mendalam tentang mitos ini, serta meneliti dalil-dalil yang ada dalam ajaran Islam.

#Menelan Ludah dan Masalah Puasa#

Mitos yang mengatakan bahwa menelan ludah dapat membatalkan puasa telah beredar dalam masyarakat. Sebagian orang percaya bahwa tindakan ini dapat mengakibatkan puasa menjadi batal, sementara yang lain menganggapnya hanya sebagai perdebatan yang tidak relevan.

Dalam Islam, puasa diwajibkan untuk menjauhkan diri dari segala hal yang membatalkan puasa, seperti makan, minum, dan hubungan intim selama waktu puasa berlangsung. Namun, apakah menelan ludah termasuk dalam kategori yang sama?

#Dalil-dalil dari Al-Qur'an dan Hadis#

Pertama-tama, mari kita lihat apakah terdapat dalil yang secara khusus membahas mengenai menelan ludah dalam konteks puasa. Secara langsung, Al-Qur'an tidak menyebutkan tentang masalah menelan ludah.

Namun, terdapat beberapa hadis yang menggambarkan pandangan Nabi Muhammad SAW tentang masalah ini. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda:

" : "

Artinya: "Janganlah kalian berkumur-kumur atau melihat langit saat berkumur-kumur, karena Allah tidak melihat ke langit tersebut dan janganlah kalian mengatakan: 'Ya Tuhan saya!' karena Dia tidak peka terhadap kalian."

Meskipun hadis ini tidak secara langsung menyebutkan tentang menelan ludah, tetapi menyoroti tentang cara berkumur-kumur. Hal ini menunjukkan pentingnya menjaga agar tidak menelan apa pun yang berkumur, termasuk ludah.

#Kesimpulan dan Nasihat#

Berdasarkan penelusuran terhadap dalil-dalil tersebut, dapat disimpulkan bahwa menelan ludah tidak secara langsung membatalkan puasa menurut ajaran Islam. Namun, Nabi Muhammad SAW mengajarkan umatnya untuk menjaga agar tidak menelan apa pun ketika berkumur-kumur, sebagai bentuk menjaga kebersihan dan kesucian puasa.

Oleh karena itu, dalam menjalani ibadah puasa Ramadan, sebaiknya umat Muslim menjauhi kebiasaan menelan ludah secara sengaja. Meskipun secara teknis mungkin tidak membatalkan puasa, tetapi menjaga diri dari hal-hal yang dapat membahayakan kesucian puasa merupakan bagian dari ketaatan kepada Allah SWT.

Dengan demikian, penting bagi umat Islam untuk memahami dan menghormati nilai-nilai yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, serta menjalani puasa dengan penuh kesadaran dan kepatuhan kepada ajaran Islam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun