Kalau Memungkinkan Olah Kembali Sampahmu
Sampah dan Ramadan tidak bisa dipisahkan. Lengket seperti perangko dan amplop. Siapa bisa menjamin bahwa kita bisa diet sampah? Saat- saat seperti ini yang dibutuhkan sat-set, praktis, melupakan derita bumi.
Sampai kita lupa diri, belanjaan kita terlalu banyak. Belum tentu manfaat.
Konon, banyak juga orang yang tidak bisa makan nget-ngetan, alias dipanasi. Rasanya berubah. Begitulah alasannya.
Sering pula, kita aji mumpung. Mumpung harga murah, membeli banyak, ternyata di rumah masih ada.
Adakah kita selalu siap membawa tas atau wadah dari rumah? Setiap membeli sesuatu dengan wadah plastik dari toko atau warung itu? Berapa plastik terkumpul sehari itu? Seminggu, sebulan?
Di luar sana, banyak sampah berceceran. Itu terlihat ketika menyempat kan diri menikmati sore, 11 Ramadan.
Sampah akan tersebar lebih banyak terbawa angin manakala terlalu banyak. Bukan karena petugas tidak segera mengangkut ke TPA. Tetapi saking banyaknya pengguna.
Terus, gimana caranya agar tidak banyak sampah, apalagi plastik?
1. Setiap berbelanja, harus membawa wadah dari rumah. Tas, tempat jajanan, tempat minum, tempat makan.
2. Sampah dapur yang bisa ditanam di rumah, seperti daun bawang, wortel, sawi. Membantu mengurangi sampah.
3. Mengompos sampah rumah kita sendiri. Bisa juga dikerjakan bersama warga di sekitar tempat tinggal kita. Yang ini sejujurnya, saya juga belum total mengerjakan pengomposan....
Cara sederhana mengompos sampah dapur.
1. Siapkan bahan yang sudah di cacah
2. Tambahkan mikroba EM4
3. Aduk setiap minggu
4. Beri rumput atau kotoran ternak untuk meningkatkan aktivitas mikroba.
5. Harus telaten dan sabar.... Mumpung masih Ramadan, bersabar mengolah kompos....
Coba yuuuk....
Content Competition Selengkapnya
MYSTERY TOPIC
Bercerita +SELENGKAPNYA
Ketemu di Ramadan

Selain buka puasa bersama, Kompasiana dan teman Tenteram ingin mengajak Kompasianer untuk saling berbagi perasaan dan sama-sama merefleksikan kembali makna hari raya.
Info selengkapnya: KetemudiRamadan2025