Muslifa Aseani
Muslifa Aseani Full Time Blogger

www.muslifaaseani.com | Tim Admin KOLOM | Tim Admin Rinjani Fans Club

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Tips Praktis Tetap Bugar Bekerja Saat Puasa

21 Mei 2018   13:56 Diperbarui: 21 Mei 2018   14:04 948
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tips Praktis Tetap Bugar Bekerja Saat Puasa
Anti dehidrasi dengan cukup minum. Cred. Pixabay

Sebenarnya saya ingin kembali menambahkan sebutir vitamin andalan saat sahur. Bukan apa-apa, must finish list di hari Senin ini lebih dari 10 point. Namun sendokan sekian kali keluarga kecil saya, dari menu capcay kuah yang saya hidangkan saat sahur tadi, memberikan suntikan energi ekstra. Akhirnya, si vitamin andalan terlupakan.

Wew, lantas, apa rasa bahagia dan senang saja cukup untuk booster energi? Masih di pekan pertama, hari sibuk yang kerap kemudian di'pleset'kan sebagai 'I hate Monday', memang seringkali tentang pekerjaan-pekerjaan minggu sebelumnya yang tak selesai.

Bagi saya, selain rasa bahagia dan senang, beberapa tips praktis menjaga stamina tetap seperti hari kerja rutin sebelumnya, di antaranya:

Pertama, menjaga asupan cairan tetap sebanyak hari-hari sebelumnya. Meski di awal sedikit merepotkan, karena praktis 2 liter cairan harus dimasukkan ke tubuh hanya di sekitar 6 sampai 8 jam saja.

Cendol, wortel dan tomat, sumber lain cairan. Dokpri
Cendol, wortel dan tomat, sumber lain cairan. Dokpri
Asumsi waktu berbuka saya di Lombok sekitar pukul 6 petang, karena terbiasa istirahat sekitar pukul 10 malam, maka waktu efektif minum saya hanya 6 jam saja. Ditambahkan waktu sahur yang maksimal sekitar 1.5 jam, 2 liter cairan harus saya konsumsi sekitar 7.5 jam saja.

Jadi, saat berbuka saya akan minum sekitar dua gelas atau sekitar 500 an liter. Sepanjang pasca berbuka sampai istirahat, saya akan meminum sekitar 3 gelas air atau 700 an liter. Sisanya saya lakukan saat sahur. Atau kuah sayur di menu berbuka atau sahur saya.

Yang sedikit merepotkan, masih harus terpaksa BAK minim 2 kali sebelum benar-benar terlelap di jam istirahat. Baik saat malam, atau selepas Subuh. *eh

Kedua, komposisi gizi berimbang dari makanan juga harus terjaga. Sempat ikuti lomba blog menu sepiring gizi seimbang, karbo maksimal 30%. Protein (baik hewani  pun nabati), sayur dan buah-buahan juga di angka yang sama.

Tambahan vitamin dan mineral yang sulit didapatkan dari makanan, pelengkap sampai di angka 100%. Sementara karbo sendiri tidak terbatas pada nasi saja. Masih ada berbagai jenis mi, pasta, umbi-umbian dan juga tepung-tepungan. Yang lainnya, insyaAllah para Kompasianer sudah 'khatam'.

Ada yang nolak semangkuk sup kentang saat berbuka? Saya pasti tidak. Cred. Pixabay
Ada yang nolak semangkuk sup kentang saat berbuka? Saya pasti tidak. Cred. Pixabay
Ketiga, saat terasa badan drop, saya meyakini kekuatan esktra dari sekian rakaat sholat malam. Sebut saja yang jamak diketahui, itulah pula yang saya jalankan. Alhamdulillah, sugesti kuat dari point ketiga masih terjaga sampai sekarang.

Tiga tips praktis di atas, insyaAllah resep 'obat kuat' saya tetap bekerja rutin selama sepekan. Senin sampai Jumat, pukul 9 pagi sampai deadline harian terselesaikan. Kadang bisa tepat di jam 5 sore, seringkali mepet dan tepat menjelang waktu berbuka di sekitar 6 sore.

Juga masih rutin 'mudik' antar kabupaten. Perjalanan 2 jam, dari Lombok Barat ke Lombok Timur, setiap Sabtu dan Senin pagi.

Rasa-rasanya, kaplet vitamin andalan saya masih akan utuh. Mungkin akan terpaksa saya konsumsi juga, pas di momen bergadang selesaikan berkilo-kilo kue kering buat Lebaran. Hmmm ..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun