Berkah Instan, Berbagi Daun Pepaya Mentah Mendapat Ganti Tumisan Nikmat Sejagat
"Kamu, mau, ndak tumisannya?"
"Enggak, Mbah. Aku gak suka pahit." Selalu itu jawaban dari mulut saya.
"Dasar kamu, cemen. Pait doang gak berani. Nanti nih ya, kamu coba bikinan Mbah," ucap Mbah Sena mengancam seraya menyombongkan diri. Aku hanya tertawa dengan tingkahnya, kala itu.
"Enak tauk. Gak pait, awas saja nanti ketagihan." Lanjut Mbah Sena,lagi. Mbah Sena, memang senang bercanda. Beliau kerap melucu di depan kami (emak-emak di gang).
Ternyata Mbah Sena membuktikan kata-katanya, setelah tumis daun pepaya matang, beliau memberikan sepiring untuk kami.
Karena, sudah di depan mata dan Mbah Sena, memang terkenal dengan masakannya yang enak. Kami akhirnya mencicipi tumis daun pepaya itu. MasyaAllah, ternyata benar kata Mbah Sena. Rasanya luar biasa enak dan tidak pahit. Seumur-umur baru kali itu saya berani memakannya dan tak bisa berhenti sampai tumis daun pepaya habis.
Berawal dari berbagi daun pepaya mentah, saya tahu bagaimana rasanya tumis daun pepaya yang ternyata nikmat sejagat. Bonusnya kini saya juga tahu bagaimana cara mengolahnya (mungkin lain kali saya share). Sejak itu pula, hubungan kami dengan Mbah Sena semakin akrab.
Hikmah berbagi tidak selalu berupa materi. Banyak keajaiban-keajaiban lain karena sedekah. Terlebih kita bersedekah di bulan yang penuh berkah ini yaitu bulan Ramadan. Jika kita renungi tak akan berkurang apa yang kita miliki karena berbagi. Kerana semuanya Allah SWT pasti akan mengganti dan melipat gandakannya.
"Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya" (QS. Saba': 39).
Demikian sharing cerita Ramadan hari ini, semoga tercatat sebagai amal kebaikan.
Salam
Mutia AH
Ruji, 18 Maret 2024