Seorang Perempuan penyuka kopi dan Blogger di http://www.naramutiara.com/
Makna Ramadan selain Sepiring Lauk dan Semangkuk Sayur Bayam, Apakah itu?
Tidak seperti Ramadan tahun lalu yang cenderung boros, Ramadan tahun ini saya lebih mengerem pengeluaran. Alasannya bukan hanya soal harga kebutuhan yang mahal, tetapi juga soal belajar lebih sederhana.
Bulan ini, melalui puasa, saya juga bermaksud untuk menurunkan berat badan. So, segala aktivitas di luar rumah akan saya ikuti, termasuk buka bersama di masjid. Lumayan kan tuh, jalan ke masjid bisa ngurangin kalori hihi.
Seperti biasa, sore itu pukul 17.00 WIB saya sudah bersiap bersama adik ke Masjid Al Ihsan untuk bukber. Tas berisi mukena, tumbler dan dompet sudah berada di tangan.
Langkah-langkah kaki kami cukup bersemangat menuju ke masjid. Meski perut kami belum terisi sama sekali karena berpuasa, tapi soal semangat harus tetap menyala, bukan?
Ketika sampai di masjid, di sana sudah ada banyak orang yang hendak buka bersama. Bapak-bapak, para ibu dan anak-anak terlihat berjalan kesana-kemari.
Salah satu hal menarik berbuka bersama di masjid, saya bisa menemukan beragam cerita dari orang yang datang. Kadang, secara random mereka bercerita banyak hal mulai dari hal remeh-temeh hingga serius.
Seperti cerita hari ini yang datang dari seorang ibu paruh baya. Ibu tersebut datang ke Masjid sendirian untuk berbuka, setelah seharian bolak-balik ke tempat kerjanya.
Ia belum mendapatkan THR dari tempat ia bekerja. Banyak sekali rekan-rekan di tempat bekerja si ibu yang melakukan demonstrasi pembagian gaji dan THR, namun tetap tak digubris.
Menurut si ibu, sejak pemilik pabrik meninggal dan tak memiliki penerus yang mumpuni, kondisi keuangan maupun aktivitas pabrik cukup lesu.
Hal itu pula lah yang membuat sebagian pekerja dirumahkan. Tujuannya untuk mengurangi pengeluaran.