Seorang Perempuan penyuka kopi dan Blogger di http://www.naramutiara.com/
Makna Ramadan selain Sepiring Lauk dan Semangkuk Sayur Bayam, Apakah itu?
Mungkin, kondisi kolaps itu juga yang membuat gaji 4 bulan dan THR si ibu serta kawan-kawannya belum dibayar hingga sekarang. Mereka akan terus memperjuangkan hak THR dan gaji mereka ke depan.
Jujur saja, saya dan adik cukup sedih mendengar curhatan beliau. Dalam hati, kami hanya bisa berdoa, semoga berita-berita baik untuk si ibu dan kawan-kawannya bisa segera muncul nantinya.
Cerita tak hanya berasal dari ibu itu saja. Cerita kedua datang pula dari seorang ibu. Beliau bercerita tentang anaknya yang sakit ginjal dan harus cuci darah setiap beberapa waktu sekali.
Kebetulan, masjid Al Ihsan memang berdekatan dengan Rumah Sakit Umum Kota Pekalongan, sehingga orang yang berbuka di sana merupakan pengunjung RS.
Sakit ginjal bukanlah perkara mudah. Selain membutuhkan biaya cukup besar, tenaga dan pikiran juga menjadi terkuras. Menurut si ibu, anaknya sudah lumayan membaik, tapi belum bisa pulang ke rumah.
Kondisi itu membuat si ibu harus bolak-balik ke RS demi menemani si anak. Ibu tersebut berpesan kepada kami agar menjaga kesehatan. Sebab, bila terlanjur sakit parah, susah sekali sembuh. Apalagi bila sudah terjadi komplikasi.
Dari cerita dua ibu saat bukber, saya jadi merasa beruntung masih diberi kesehatan dan kecukupan rezeki. Berbuka di masjid memiliki hikmah dan makna bagi saya.
Ternyata, sepiring lauk dan semangkuk sayur bayam ketika berbuka, bukan satu-satunya benefit yang saya dapatkan ketika bukber di masjid.
Tapi juga insight baru berupa cerita-cerita berharga dari orang lain. Entah itu melalui tausiah sebelum adzan maupun melalui pengunjung yang datang ke masjid. Sering kan, kadang ketemu orang gak dikenal, terus sharing-sharing random gitu.
Saat ini Ramadan telah memasuki hari ke-26 dan besok merupakan hari ke-27. Itu artinya, sebentar lagi Hari Raya Idul Fitri akan tiba. Jika begini, waktu berbuka di masjid semakin berkurang.